Tidak semua orang sifatnya akan sesuai dengan wajahnya yang terlihat baik, bisa jadi sebaliknya. Begitulah kisah dari salah satu remaja yang bernama Agatha, dia menyukai seorang pria di sekolah barunya yang membuatnya nekad untuk mengejarnya lebih d...
Aghata merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dia tersenyum manis sambil membayangkan wajah Rafka yang tampan. Namun, tiba-tiba senyuman itu berubah menjadi datar. Dia pun langsung duduk sambil menepuk-nepuk pelan pipinya untuk menyadarkannya.
"Aduh, kenapa gue jadi kebayang mukanya Rafka. Gak! Gak boleh! Pokoknya gue gak boleh sampe jatuh hati sama Rafka!" monolognya berusaha menyadarkan dirinya sendiri.
"Ingat rencana lo Aghata! Ingat!" lanjutnya seraya menatap tajam ke depan.
Drtt, drtt
Ponsel Aghata berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Hal itu membuat Aghata langsung mengecek ponselnya untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti itulah kira-kira pesan yang masuk ke ponsel Aghata
Tanpa pikir panjang, Aghata pun dengan cepat langsung membalas pesan bang Gilang dan menghiraukan pesan Rafka. Lalu dia pun bergegas mengganti bajunya dan pergi ke cafe yang biasa Gilang datengin.
Sesampainya Aghata disana, dia celingak-celinguk mencari sosok yang menyuruhnya kesini. Belum sampai dua menit sosok yang dicarinya pun dia temui. Namun, sosok itu tidak sendirian, melainkan bersama seorang pria yang gak dia ketahui. Karena pria tersebut membelakanginya.
"Bang Gilang sama siapa?" tanyanya pada diri sendiri sebelum menghampiri Gilang.
Sedangkan Gilang yang sedang asik bercengkrama dengan lawan bicaranya pun harus terhenti, kala melihat Aghata sedang jalan kearahnya.
"Bang," panggil Aghata setelah berdiri disamping Gilang dan seorang pria yang tidak dia ketahui.
"Eh,Ta. Udah datang," jawab Gilang.
Bersamaan dengan itu, pria yang menjadi lawan bicaranya Gilang pun menampakkan wajahnya pada Aghata. Sehingga membuat Aghata kaget bukan main.
"Bagas."
Bagas tersenyum lebar, "Hai, Ta."
***
"GUE MENANG!!"
Mario melirik sinis, "Halah, curang! Curang! Ulang, ulang!" ucapnya tidak terima.
Radit menatap nyalang, "Maksud lo apaan le, hah? Enak aja gue dibilang curang. Lu nya aja yang gak tau main," balasnya.
"Udah, Mar. Ngalah aja, biarin si curut ini merasakan kemenangannya. Dia kan baru pertama kali menang, jadi maklumin aja." sahut Adit mengejek Radit. Sehingga membuat sang empu kesal bukan main.
"Eh, botol yakult lo diem ya! Jangan ngejek gue terus," kesal Radit seraya menunjuk-nunjuk Adit yang hanya menyengir tanpa dosa.
Sedangkan Karel hanya menggelengkan kepalanya, lalu dia beralih menatap Rafka yang sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila.