"AGHATAAA!"
Nara dan Thalia berlari kearah Aghata yang sedang berusaha membangunkan Laskar yang sudah tidak berdaya.
"Ra, Thal, bantuin gue ya bawa Laskar ke UKS." pinta Aghata saat kedua temannya sudah berada disampingnya.
"Baik, Ta. Gue bantuin lo bawa Laskar ke UKS." balas Thalia lalu menarik tangan kiri Laskar dan ia letakkan di bahunya, sementara Aghata menarik tangan kanan Laskar lalu dia letakkan di bahunya juga. Sedangkan Nara menjaganya dari belakang.
Mereka pun berjalan kearah UKS membuat semua tatapan tertuju kepada mereka, begitu juga dengan Rafka dan yang lainnya.
Pritt pritt pritt
Wasit berjalan ketengah lapangan seraya meniup peluitnya. "Mohon perhatian semuanya! Berhubung ada sedikit masalah dalam pertandingan ini, saya sebagai Wasit ingin mengumumkan bahwa pertandingan bola basket antara kelas 11 IPA 2 dan kelas 11 IPS 1 akan dilakukan ulang besok siang." ucapnya dengan menggunakan speaker ditangannya, "Oke, sekarang kalian semua bisa bubar." lanjutnya lalu pergi meninggalkan lapangan.
Setelah pengumuman dari wasit tadi, Rafka langsung menatap Karel yang sedang duduk disebelahnya sambil menatap serius ke depan. "Kalau besok lutut lo masih sakit, mending lo gak usah ikut." sarannya tapi ditolak oleh Karel.
"Gue masih bisa main kok besok. Jadi, lo tenang aja Raf!" jawab Karel menatap wajah Rafka sambil tersenyum lebar.
"Udah gak usah! Jangan dipaksa." balas Rafka serius.
Dengan terpaksa Karel menuruti apa yang dikatakan Rafka barusan. Lututnya juga masih sakit, tapi dia merasa tidak enak karena gak ikut tanding basket besok. Lagipula pertandingan ini juga gagal karena dirinya.
"Yaudah, gue gak ikut main besok." putus Karel dengan wajah sedikit sedih, "Maaf, ya. Gara-gara gue pertandingannya gagal dan harus diulang lagi besok." lanjutnya merasa bersalah.
Rafka menepuk pelan punggung Karel. "Santai aja, Rel. Ini semua bukan salahnya lo kok." ucapnya tersenyum tipis.
Tiba-tiba muka Rafka berubah jadi datar, kala seorang cewek datang menghampirinya. Siapa lagi kalau bukan Stevi, dia berjalan mendekat kearah Rafka dengan membawa satu botol air putih ditangannya.
"Hai, Rafka," sapa Stevi dengan suara yang diimut-imutkan.
Belum semenit Stevi duduk, tiba-tiba Rafka beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja. "Gue ganti duluan ya." pamitnya menghiraukan sapaan Stevi.
"Oke, Raf."
"Eh, Rafka! Mau kemana? Belum juga ngomong, iiikhh!" kesal Stevi yang langsung ditertawakan oleh teman-temannya Rafka, sehingga membuatnya kesal bercampur malu. Dia pun pergi begitu saja meninggalkan teman-teman Rafka yang masih asik mentertawakannya.
"Hahahah, hadeh gini amat ya jadi Rafka," ucap Radit sambil tertawa kecil.
Kini Aghata dan kedua temannya sudah tiba di UKS. Aghata dan Thalia pun langsung menidurkan tubuh Laskar dibrankar, lalu Aghata berjalan mencari Cia siswi penjaga UKS.
"Cia, tolongin gue dong," pinta Aghata ketika sudah bertemu dengan Cia.
"Tolongin apa kak? Kayak yang kemarin lagi? Gak mau ah kak, aku gak mau berurusan lagi sama kak Rafka." tolak Cia ketakutan.
"Enggak, bukan kayak kemarin. Ini teman gue pingsan pas main basket tadi." balas Aghata menjelaskan yang sebenarnya.
"Oh, gitu. Yaudah mana kak?" ucap Cia lalu berjalan kearah brankar untuk memeriksa Laskar yang sudah tidak sadarkan diri.
Setelah diperiksa, Cia berjalan kearah Aghata, Nara dan juga Thalia. "Kak, dia cuman pingsan terus luka-lukanya udah aku obatin, tinggal nunggu dia sadar aja." jelasnya seraya tersenyum lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Beside Angel
Teen FictionTidak semua orang sifatnya akan sesuai dengan wajahnya yang terlihat baik, bisa jadi sebaliknya. Begitulah kisah dari salah satu remaja yang bernama Agatha, dia menyukai seorang pria di sekolah barunya yang membuatnya nekad untuk mengejarnya lebih d...