Aghata mencoba untuk mendengarkan percakapan Rafka dengan cowok bertopeng itu.
"Kejahatan yang udah lo lakuin itu adalah membunuh! Membunuh orang yang gue sayang Rafka!" ucap pria bertopeng menekankan kalimat terakhirnya.
"Orang yang dia sayang? Siapa?" ucap Aghata bertanya-tanya setelah mendengar perkataan pria bertopeng tersebut.
Sedangkan Rafka mengerutkan keningnya tidak paham. "Orang yang lo sayang? Siapa? Gue gak pernah ya membunuh orang!" jawabnya menyangkal tuduhan pria bertopeng tersebut.
Pria bertopeng itu tersenyum miring. "Gak pernah? Lo emang gak pernah membunuh, tapi anggota geng lo yang udah membunuhnya! Jadi, lo sebagai ketuanya harus bertanggung jawab atas semua ini! Termasuk balas dendam gue terhadap lo." balasnya penuh amarah ketika mengingat kembali kejadian dahulu yang mana orang yang dia sayang mati ditangan orang yang tidak dikenal.
Aghata melototkan matanya terkejut. "Kok gue ngerasa yang dimaksud sama cowok bertopeng itu adalah Rania ya," ucapnya menduga-duga, "Ah, tapi gak mungkin!" lanjutnya menyangkal dugaannya.
"Lo punya bukti apa kalau anggota gue yang udah ngebunuh orang yang lo sayang?" tanya Rafka masih menyangkal tuduhan pria bertopeng tersebut.
"Gak perlu bukti untuk membuktikan kalau yang ngebunuh orang yang gue sayang itu adalah anggota lo Rafka!" ucap pria bertopeng itu seraya tersenyum miring, "Karena gue ngeliat dengan jelas didepan mata gue kalau orang yang ngebunuh orang yang gue sayang itu adalah geng The Halcón, gengnya lo!" lanjutnya menatap Rafka tajam sambil menunjuk Rafka dengan jari telunjuknya.
Rafka mengepalkan kedua tangannya. "Kalau lo gak punya bukti gak usah nuduh-nuduh The Halcón yang ngebunuh bangsat!" balasnya marah karena tidak terima gengnya dituduh-tuduh.
Tanpa aba-aba, Rafka langsung menghajar pria bertopeng itu di area perutnya. Sehingga membuat pria bertopeng itu terjatuh karena serangan tiba-tiba Rafka.
Melihat ketuanya diserang, semua pengikut pria bertopeng itu yang sekitar 10 orang pun langsung menyerang Rafka. Namun, dengan sangat mudahnya Rafka mengalahkan antek-antek pria bertopeng tersebut.
"Wow!" ucap Aghata takjub.
Antek-antek pria bertopeng itu tidak mudah menyerah, mereka bangkit dari jatuhnya lalu kembali menyerang Rafka.
Kali ini Rafka sedikit kewalahan, karena mereka menghajar Rafka dengan keroyokan. Sehingga membuat Rafka kesulitan untuk membalasnya.
Bughh
Salah satu orang dari antek-antek pria bertopeng itu berhasil memukul Rafka dibagian perutnya.
Bughh
Pukulan itu terkena lagi pada bagian sudut bibir Rafka.
Bughh
Dan yang terakhir, mereka menendang kaki Rafka dengan sangat keras. Sehingga membuat Rafka jatuh tidak berdaya.
Sedangkan pria bertopeng yang melihat Rafka sudah tumbang pun tersenyum miring. Lalu dia berjalan mendekat kearah Rafka yang sedang memegang perutnya karena pukulan keras dari antek-antek pria bertopeng tersebut.
"Jangan sombong dulu Rafka! Lo liat sekarang, lo udah kalah!" ucap pria bertopeng itu seraya berjongkok didepan Rafka yang sedang duduk sambil memegang perutnya yang sakit.
"Gue penasaran banget sama cowok bertopeng itu, apa gue samperin aja kali ya?" pikir Aghata, "Tapi, kalau gue samperin. Nanti dia malah bilang sama Rafka kalau gue juga mau balas dendam sama Rafka," lanjutnya ragu.
"Hajar dia sampai mati!" suruh pria bertopeng pada antek-anteknya. Lalu dia berdiri dari jongkoknya menjauh dari Rafka.
Mereka pun mengikuti apa kata pria bertopeng tersebut. Rafka yang melihat gerombolan pengikut pria bertopeng itu mau menyerangnya, dia pun berusaha bangkit dan melawan mereka sekuat tenaga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Beside Angel
Подростковая литератураTidak semua orang sifatnya akan sesuai dengan wajahnya yang terlihat baik, bisa jadi sebaliknya. Begitulah kisah dari salah satu remaja yang bernama Agatha, dia menyukai seorang pria di sekolah barunya yang membuatnya nekad untuk mengejarnya lebih d...