Bagian 29

644 70 21
                                    

Ini terlalu memaksa.

Hyunsik terlihat sangat sibuk untuk meladeni pertanyaan yang dilontarkan Zayyan padanya.

"Hyung, kau tau kan dimana Sing?"

Hyunsik sudah mengira pemuda itu akan menanyakan keberadaan Sing saat langkah tergesanya bisa ia rasakan mengalir masuk hingga meja kasir. Bukannya memesan sesuatu, Zayyan justru menanyakan hal itu setelah cukup lama mengantri.

"Maaf Zayyan aku tidak tahu."

"Hyung, jangan membohongiku. Kau pasti tahu dimana Sing. Tolong katakan..."

Beberapa orang telah berdiri di belakang Zayyan untuk memesan. Zayyan tak mudah menyerah, harus dengan cara apa Hyunsik mengusirnya.

"Maaf Zayyan, kalau kau tak berniat memesan, bisakah kau pergi? Lihat, di belakangmu banyak pelanggan yang mengantri."

Zayyan menoleh ke belakang mendapati beberapa orang memandangnya dengan sinis.

"Baiklah, aku pesan strawberry cream cake dan green tea."

Zayyan tak akan menyerah, ia berniat menunggu keadaan kafe sepi untuk bisa bertanya lebih lanjut pada Hyunsik.

Zayyan bergegas mencari bangku kosong yang bisa ia duduki seorang diri. Tak menunggu waktu lama, pesanannya tiba dengan seorang pegawai baru yang membawanya. Hal yang membuatnya semakin yakin bahwa Sing benar-benar tak lagi ada disini.

"Selamat menikmati." Suaranya mengalun merdu selaras dengan wajahnya yang teduh.

"Tunggu, kau pegawai baru disini?"

Sempat terkejut saat lengannya dihentikan oleh pelanggan, pemuda itu mengembangkan senyum kecil menanggapi. Ia mengangguk sopan.

"Iya benar. Apa kau memerlukan sesuatu?"

Zayyan menatapnya penuh harap. Pemuda ini sangat tampan dengan wajahnya yang terlihat tegas namun terselip kesan menggemaskan. Surai hitamnya yang menutupi dahi menambah ketampanannya. Hidungnya mancung dan tak terlalu besar, ditambah bibir yang tak terlalu tebal memberikan warna cerah pada wajahnya yang pucat.

Zayyan menggulirkan netranya ke name tag di baju pemuda itu. Disaat seperti ini, apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan informasi mengenai Sing. 

"Kim Dong-bin?"

Matanya membulat sempurna, "ah kau baru saja membaca namaku. Kau boleh memanggilku Dongbin."

"Dongbin?"

Dongbin mengangguk lucu dengan rambutnya yang bergerak naik turun mengikuti gerak kepalanya.

"Iya, ada yang bisa aku bantu, emm..."

"Zayyan"

"Ah Zayyan?"

Zayyan menimang, sedikit ragu untuk melanjutkan obrolan mereka apalagi tatapan tajam terlihat dari kilat mata Hyunsik dari balik meja kasir yang menatap Dongbin untuk kembali berkerja. Sebelum seniornya itu berteriak memanggil Dongbin, Zayyan harus memulai aksinya.

"Baiklah Dongbin, aku hanya ingin bertanya padamu."

"Oh silahkan."

"DONGBIN-AH, APA YANG KAU LAKUKAN? KEMBALI BERKERJA. BANYAK PELANGGAN YANG MENUNGGU PESANAN."

Zayyan berdecak kesal ketika suara melengking itu terdengar olehnya.

"Ah, iya Hyung, aku kembali."

"Maaf Zayyan aku harus kembali berkerja." Pemuda itu membungkuk beberapa kali membuat Zayyan merasa tak enak lantaran dirinya yang membuatnya ditegur oleh Hyunsik.

One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang