"Kau tak akan mampu membawanya sendiri Zayyan."
Zayyan menoleh pada sumber suara yang mengalihkan fokusnya. Beban di kedua tangan sangat berat, jika salah langkah, Zayyan bisa terjatuh. Tumpukan kardus yang ia bawa juga menghalangi pandangannya.
"Biar aku bantu."
"Eh..." Belum sempat menolak, kardus paling atas sudah berpindah tangan. Jisun menebar senyum sebelum Zayyan memprotes.
"Sunbae tak perlu membantuku, aku bisa sendiri." Kilah Zayyan. Sebenarnya ia merasa tak enak karena seniornya itu terlihat sibuk sedari tadi. Meski mengampu sebagai senior sekaligus pembimbing, Jisun tak memperlihatkan kesenjangan tingkatan antara dirinya dan anggota baru. Dia benar-benar berbaur layaknya sebaya dengan mereka.
"Tidak apa-apa. Kau terlihat kesulitan membawanya. Jalanan di sini juga sedikit menurun, sangat bahaya membawanya sendirian. Kalau kau terjatuh, yang ada barang-barang ini rusak."
Satu hal tambahan yang ia suka dari seniornya ini, sifat cerewetnya yang terlihat peduli itu membuatnya nyaman berada di dekatnya. Zayyan tersenyum, "terimakasih sunbae."
"Oiii... Cepatlah sedikit."
Beberapa meter di depan, Hongjoong melambaikan tangan menanti mereka, Seungdae berdiri di sebelahnya.
"Kau kira kami sedang apa? Bisa sabar sedikit tidak?" Jisun balas mengomel.
"Kalau kita terlambat mengirimnya, Kang ahjumma bisa kehilangan langganannya. Ayo cepat naikkan ke mobil." Perintah Hongjoong.
Seungdae membantu bawaan Zayyan dan menyusunnya rapi di atas mobil pick up yang sedari tadi menunggu mereka. Kardus-kardus itu siap untuk diantar.
Semenjak tiga hari di berada di panti ini, Kang ahjumma yang mereka tahu adalah pemilik yayasan ini, ternyata memiliki usaha lain di seberang bangunan. Wanita itu pemilik kerajinan keramik. Ia sudah menekuni usahanya selama lima tahun. Bertepatan hari ini adalah hari pendistribusian ke toko-toko langganan, Hongjoong dan yang lainnya berinisiatif untuk membantu mengirimkan barang yang siap didistribusikan.
Alasan mengapa Jisun mewanti-wanti untuk membantu Zayyan membawa tumpukan kardus yang dibawanya seorang diri. Kalau sampai pecah di dalam kardus, bisa menimbulkan kekecewaan besar.
"Fyuhh... Akhirnya selesai juga." Hongjoong menutup pintu pembatas belakang. "Baiklah, aku dan Seungdae akan mengantar ini, kalian berdua siapkan keperluan untuk acara nanti malam ya. Ajak yang lainnya juga."
"Oke." Jisun menyodorkan ibu jarinya, dan Zayyan mengangguk patuh. Mobil melaju jauh meninggalkan mereka.
"Baiklah, Zayyan..."
"Ya sunbae?"
"Kau, Hyeji dan Leo pergilah mengambil pesanan kue untuk nanti malam. Yang lainnya bisa membantuku untuk persiapan di panti."
Sempat terpaku usai mendengar nama itu, Zayyan akhirnya mengangguk setuju pada Jisun. Tidak mungkin pula ia mengutarakan keberatannya pada keputusan Jisun yang menyertai Leo pada tugasnya. Setidaknya ada Hyeji diantara mereka.
"Baik sunbae."
Seorang anak berulang tahun hari ini. Kebijakan merayakan setiap anak yang berulang tahun adalah keputusan yang dibuat oleh Kang ahjumma. Wanita itu beranggapan hal seperti ini harus diberikan agar setiap anak merasakan kebahagiaan di hari spesialnya.
Seperti perintah Jisun tadi, Zayyan ditugaskan untuk mengambil pesanan kue tart dan beberapa kue lainnya untuk perayaan malam ini. Sudah sepuluh menit ia berdiri di depan gerbang menunggu Hyeji dan Leo namun mereka berdua belum menampakkan batang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One For Two | ZaLeSing
FanfictieSemuanya berubah saat Zayyan mengenal Sing, Leo tak seharusnya membiarkan itu terjadi, karena ia tahu Sing itu sedikit berbeda. !!BROMANCE!! !!BROTHERSHIP!!