"Yaa Leo, chukkae.. Kau berhasil mengalahkan Lex sunbae. Woahhh ternyata kau beneran jago main tenis ya." Cecar Beomsoo setelah tiba di samping Leo dan merangkul pundaknya.
Leo meringis, "YAA, jangan merangkulku. Ini masih nyeri tau."
"Ohhh mian" Beomsoo segera melepas rangkulannya.
Wain, Gyumin dan Davin ikut memberikan selamat dan membantu Leo membereskan peralatan mainnya. Hanya satu orang yang tak berkutik disitu, Zayyan. Ia kikuk tak tahu harus bagaimana. Leo sepertinya paham situasi, menatap Zayyan kebingungan.
"Kau tak mau memberikan selamat padaku?"
Zayyan terkesiap saat Leo bertanya padanya, "Oh nee.. Umm... Chu-chukkae" Ingin rasanya menampar mulutnya sendiri akibat tergagap. Kenapa dia menyapaku? Batinnya galau.
"Mwoya?? Kenapa kalian kaku sekali huh?" Gyumin mengejek dengan menyenggol lengan Zayyan. Ucapannya mengundang atensi ketiga temannya yang lain. Mereka memandang Leo dan Zayyan bergantian.
"Ah ya Leo aku baru ingat, dia yang memberikan barang titipan mu waktu itu. Kau ingat?" Ujar Davin sambil menunjuk Zayyan. Leo mengangguk dan Zayyan kembali gugup.
Senda gurau mereka terhenti ketika seseorang menghampiri mereka. Itu Lex dengan rautnya yang datar. Leo menghadap angkuh dan teman-temannya menepi.
"Permainanmu cukup bagus. Baiklah ku akui kau menang. Tapi jangan berharap aku mengucapkan selamat untukmu." Lex masih memandangnya sengit.
"Tak masalah, toh beberapa penggemarmu sudah beralih padaku sekarang." Lex menoleh ke arah Leo memandang dan benar, para penggemarnya sudah beralih pada Leo. Lex tergelak rendah, "Aku juga tak mengharapkan mereka jadi penggemar ku, ambil saja semua kalau kau mau."
Teriknya mentari menambah panasnya hati mereka. Lex dan Leo masih saling memandang jengah dan Beomsoo tidak tahan, ia maju melerai pertikaian non physical itu.
"Baiklah, kita sudahi saja. Leo sudah menang dan ia tak perlu melakukan syarat yang kau ajukan kan sunbaenim?" Tanyanya hati-hati.
Lex mendengus kesal dan mengangguk pelan. "Baiklah kau bebas sekarang. Nanti malam aku akan mengadakan party, datanglah. Anggap saja itu sebagai ucapan selamat untukmu."
Alisnya terangkat, Leo berpikir sejenak kemudian mengangguk antusias. "Joh-ayo.. Aku terima undanganmu."
Lex beralih menatap teman-teman Leo yang memandanginya takut. "Kalian semua juga harus datang, aku sudah menandai kalian."
Mereka sedikit tersentak dengan ucapan Lex barusan. Gyumin sampai harus menggigit bibirnya gugup.
"Baiklah, kami akan datang sunbaenim" Davin menjawab dengan sopan.
Lex berbalik dan meninggalkan mereka. Mengakhiri situasi genting yang menyesakkan.
"Woah, jadi kita diundang party? Daebak, aku harus beli baju baru. Kau tau kan tidak mudah untuk hadir di party Lex sunbae, jadi kita harus tampil keren." Ujar Beomsoo terlalu bersemangat, dia berjingkrak riang dan menggapai lengan Wain dan Leo untuk pergi.
"Baiklah, sampai jumpa nanti malam." Wain mengakhiri dan mereka berpisah dengan Davin, Zayyan dan Gyumin yang masih terpaku di tempat.
"Zayyan, sepertinya kita harus beli baju baru juga. Davin apa kau mau ikut?" Davin menoleh dan mengangguk semangat.
"Aniya, aku tak berminat untuk pergi" Zayyan berujar malas.
"Waeyo? Ayolah Zayyan. Kapan lagi kita bisa merasakan kebebasan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
One For Two | ZaLeSing
FanfictionSemuanya berubah saat Zayyan mengenal Sing, Leo tak seharusnya membiarkan itu terjadi, karena ia tahu Sing itu sedikit berbeda. !!BROMANCE!! !!BROTHERSHIP!!