Langkah pelan dengan ketidakyakinan menyelimuti perasaannya sejak memasuki ruangan yang sudah familiar untuknya. Ini kali kedua dirinya berada disini. Berbanding terbalik dengan seorang pemuda yang lebih tinggi darinya dengan surai hitam legamnya sedang asik merasai setangkai permen dalam hisapannya. Pemuda itu menoleh.
"Kau gugup?" Tanyanya.
Zayyan mengangguk kaku, sambil tak berhenti memandang kesibukan beberapa orang yang menyiapkan set syuting tak jauh dari mereka duduk. Menambah kegugupannya yang tak kian kendur.
Sebuah permen tangkai berbentuk hati berwarna merah muda disodorkan ke Zayyan. "Coba makan ini. Supaya bisa meredakan gugupmu."
Zayyan menerimanya dengan ragu. Mengingat mereka sebentar lagi akan mengadakan syuting untuk interview membuatnya tak ingin memasukkan apapun ke dalam mulutnya sebelum syuting selesai.
"Kau terlihat cocok dengan gaya rambut seperti ini."
Zayyan mengalihkan pandangannya dari permen, menoleh pada Leo dengan gerakan gesit. Tak biasanya Leo memujinya karena penampilannya. Zayyan mengarahkan ponselnya pada wajahnya, mengecek lagi gaya rambutnya yang sedikit berbeda. Rambut curly dengan sentuhan dari stylish profesional membuat penampilannya semakin keren. Zayyan juga sempat terkejut ternyata dia sangat cocok dengan gaya rambut seperti ini.
"Ya.. Yaa.. Kau tampan. Sudah cukup bercerminnya." Leo bergerak menurunkan ponsel Zayyan.
Sebuah senyuman terulas pada bibirnya yang tipis. Leo bahkan bisa melihat telinga Zayyan yang sedikit memerah, tak luput pula pipinya yang merona. Terlihat sangat menggemaskan.
"Aku tak yakin dengan interview nya Leo." Rengek Zayyan.
Walau ditunjang dengan penampilan baru yang keren, ternyata rasa gugup Zayyan tak berkurang. Leo yang berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Zayyan mengobrol belum berhasil menurunkan rasa cemas gege-nya.
"Sudah terlambat untuk mundur. Tenang saja, aku akan membantumu." Leo mengusap bahu Zayyan dengan senyum manisnya.
Zayyan sampai terperangah. Sejak kapan adiknya bisa semanis ini?
Sepertinya Leo yang dulu telah kembali. Mereka telah kembali dekat seperti sejak pertama mereka bertemu. Dia berharap hubungannya akan bertahan seperti ini sampai kapan pun. Ia mengulas senyumnya kembali.
"Terimakasih."
Leo balas tersenyum."Set nya sudah selesai. Apa kalian sudah siap?" Seorang wanita menghampiri Leo dan Zayyan, mereka saling pandang, tak lama mereka mengangguk bersamaan.
"Baiklah, apa daftar pertanyaannya sudah kalian baca?"
"Sudah" Jawab mereka serentak.
"Bagus. Oh ya, untuk mengingatkan kembali.. Walau kalian mendapat skrip untuk interviewnya, nanti akan ada segmen khusus dimana kalian akan diberikan pilihan melalui komentar yang dikirim melalui akun kampus kita. Kami akan memilihnya secara random, jadi persiapkan diri kalian ya."
"Nee.. Kami paham." Jawab Leo.
"Oke, kalau begitu ayo kita mulai."
Zayyan menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan. Leo yang berada di sampingnya ternyata juga melakukan hal yang sama. Mereka kembali saling pandang, kemudian mengikuti langkah wanita dengan surai coklatnya dari belakang menuju set syuting.
Berbeda dengan syuting promosi video kampus, saat itu set nya cukup memberikan suasana cerah dan luas untuk promosi per jurusan mereka. Kali ini set nya terlihat lebih sederhana dan kecil dengan sofa tunggal yang akan menjadi tempat duduk mereka. Ada rak buku di samping dan meja kecil juga menambah kesan comfy pada set itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One For Two | ZaLeSing
FanfictionSemuanya berubah saat Zayyan mengenal Sing, Leo tak seharusnya membiarkan itu terjadi, karena ia tahu Sing itu sedikit berbeda. !!BROMANCE!! !!BROTHERSHIP!!