Bagian 34

485 60 24
                                    

Hongjoong sudah memegang gagang pintu dan akan masuk kamar sebelum perhatiannya sedikit terganggu dengan seseorang yang memperhatikannya dan berdiri di depan pintu kamarnya sendiri. Menoleh padanya dengan sedikit bingung.

"Ada apa?"

Leo berjalan mendekat. Masih dengan hidung memerah ia menghampiri Hongjoong.

"Bisa bicara sebentar?"

Hongjoong terlihat berpikir dengan ibu jari mengetuk-ngetuk gagang pintu, namun tak lama ia mengiyakan dan mengajak Leo ke dekat balkon, namun tak sampai keluar karena udara pasti sangat dingin.

"Aku harap kau punya alasan yang tepat karena menganggu waktu istirahatku." Ujarnya tegas.

"Hmm... Iya." Leo tak menyangka akan mendengar kalimat setegas itu dari Hongjoong. Seniornya itu tak pernah sedingin ini sebelumnya. Memang salahnya mengajak diskusi di tengah malam.

"Bagaimana acaranya? Lancar?" Ujar Leo basa-basi.

"Ya begitulah."

"Tidak ada kendala?"

"Tidak." Hongjoong mulai terganggu dengan pertanyaan Leo.

"Begitu."

"Kalau kau menghampiriku hanya untuk bertanya tentang hal itu, kau bisa menanyakannya pada Ricky." Hongjoong berujar sedikit kesal.

"Katakan, apa maumu?"

Merapatkan tangannya ke dalam saku celananya, Leo mulai menghembuskan napasnya panjang.

"Izinkan aku yang pergi bersama Zayyan besok."

Kerutan pada dahinya mencuat dan Hongjoong tak bisa berpikir lebih baik lagi mengingat ini adalah permintaan kedua dari Leo, dan selalu berhubungan dengan Zayyan.

"Kenapa aku harus mengizinkanmu?"

"Ummm, aku hanya ingin saja."

"Tapi itu bukan tugasmu, apa kau tidak apa mendapat tugas tambahan?"

Melakukan kegiatan aktivis seperti mereka tentu saja memerlukan struktur yang terperinci, untuk itu Hongjoong telah membagikan bagian-bagian tugas setiap anggotanya.

"Tidak masalah, aku sanggup." Jawabnya tegas dengan badan menegak yakin.

"Tapi bukannya kau sedang kurang sehat? Hidungmu bahkan tak bisa menyembunyikan kalau kau masih flu. Jangan terlalu memaksakan diri."

Benar, Leo memang masih flu, namun ini adalah satu-satunya kesempatan yang ia miliki. Apapun itu ia harus berhasil meyakinkan Hongjoong.

"Tenang saja, aku baik-baik saja. Flu seperti ini tidak ada apa-apanya bagiku." Kembali, Leo bicara meyakinkan.

"Tidak ada apa-apanya tapi sampai izin tidak mengikuti acara ulang tahun Mirae. Jangan bercanda. Cuaca di luar sangat dingin Leo, flu itu akan semakin parah kalau kau memaksakan diri."

Leo menggigit bibirnya gusar, meyakinkan Hongjoong ternyata tak mudah. Mungkin karena ia sedang flu. Leo harus mencari cara agar mendapatkan izinnya.

"Sudahlah, kau istirahat saja sampai benar-benar pulih. Aku tidak mau kegiatan ini justru membuat anggota ku jatuh sakit. Akan sedikit merepotkan jika pihak kampus tahu."

Kalimat Hongjoong sepertinya cukup meyakinkan Leo, terbukti ia tidak lagi mampu berdebat dengannya.

"Sudahlah aku mau masuk, kau juga istirahat sana."

Langkahnya terhenti saat Hongjoong merasakan pundaknya disentuh oleh Leo. Ia kembali membalikkan badan.

"Ku mohon, izinkan aku. Hanya ini kesempatan yang aku punya."

One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang