Bagian 25

776 78 21
                                    

Suara lonceng angin terdengar nyaring kala pintu kafe terbuka menghadirkan dua pemuda dengan tinggi menjulang memasuki kafe. Wain dan Beomsoo mulai melangkahkan kaki ke arah kasir.

"Selamat datang di Xoulday cafe."

"Uh, Sing?"

"Hai Beomsoo, hai Wain."

"Kau kerja disini?" Wain bertanya penasaran. Pasalnya ia baru pertama kali datang ke kafe ini, dan ternyata Sing kerja disini.

"Ya kau benar. Mau pesan apa?"

"Ah kami dapat undangan..." Beomsoo menggocek ponsel dari sakunya dan menunjukkan undangan khusus dari manager kafe.

"Oh, ternyata kalian pelanggan yang beruntung."

"Tapi kami tidak pernah beli disini, kenapa kami bisa menang?"

Ibu jarinya bergerak mengundang, Sing merapatkan posisi bersamaan dengan Wain dan Beomsoo yang ikut mendekat.

"Kalian beruntung, karena aku yang berkerja disini, jadi anggap saja kalian menang karena ada orang dalam." Jelas Sing dengan sedikit berbisik. Wain dan Beomsoo mengangguk senang.

"Oh baiklah. Ternyata kau yang mengundang kami." Bisik Wain.

Sing tersenyum manis dengan lubang kecil ikut hadir di pipinya. "Ya, Xoulday Cafe hari ini secara khusus mengundang beberapa pelanggan untuk menikmati semua menu sepuasnya, gratis tanpa membayar sepeserpun. Promo ini hanya berlaku hari ini karena pemilik kafe sedang berulang tahun, jadi dia ingin membagikan kebahagiaannya dengan orang lain. . ."

Masih dengan senyumnya yang tak luntur, Sing menjelaskan promonya, ". . .dengan catatan, kalian juga harus ikut merayakan ulang tahun pemilik kafe hari ini."

"Oh begitu." Beomsoo mengangguk paham, meski terdengar sedikit aneh tapi tak banyak bertanya lagi.

"Baiklah, Hyunsik hyung..."

"Neee..." Hyunsik keluar dari arah dapur dan menghampiri Sing.

"Mereka pelanggan yang beruntung hari ini, tolong antar ke meja khususnya."

"Baiklah, kajja!"

Hyunsik berjalan di depan menuntun dua pangeran es ini untuk menempati meja panjang yang sengaja disiapkan untuk pelanggan khusus.

"Nah silahkan duduk disini ya."

"Ya, terimakasih." Ujar Beomsoo dengan sedikit membungkuk.



.



"Gyumin?"

"Wain? Beomsoo?"

"Jangan bilang kau dapat undangannya juga?"

Gyumin mendaratkan bokongnya di sebelah Beomsoo, "ya, aku diundang."

"Anyeong yorobun..."

"Davin?" Gyumin mengangkat ibu jarinya ke arah Davin dengan raut bingung.

"Jangan bilang setelah ini Leo yang akan datang." Beomsoo mulai menerka-nerka.

"Ah, tadi Leo bilang memang mau ke kafe. Tapi tidak tahu kafe mana." Sahut Davin.

"Ada apa ini? Kenapa kalian semua berkumpul disini?"

Dan benar saja, orangnya benar-benar muncul. Terkaan Beomsoo tidak meleset. Mereka mulai saling pandang dan duduk saling berhadapan di sebuah meja panjang yang sepertinya secara khusus disiapkan untuk mereka.

"Kursinya masih ada yang kosong, apa jangan-jangan masih ada lagi yang akan bergabung dengan kita?" Gyumin mulai penasaran, jemarinya ikut menghitung jumlah kursi yang masih kosong.

One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang