Bagian 13

759 92 11
                                    

"Kau sudah menghubungi mereka sayang?"

Wanita itu menoleh pada suaminya yang menghampiri dan memeluk pinggangnya erat.

"Aku sudah menghubungi Leo, tapi tidak dijawabnya. Mungkin dia lagi sibuk liburan." Tatapannya kembali fokus pada benda persegi dalam genggamannya.

"Kenapa tidak coba hubungi Zayyan saja?"

Belum sempat menjawab, sebuah balasan pesan masuk mengagetkannya. "Uh, Leo sudah membalas pesan." Ujarnya berseri.

"Baguslah, titip salam pada mereka untuk selalu jaga kesehatan."

Wanita itu menoleh pada suaminya, sedikit cemberut. "Hanya itu? Kau tak mendoakan ku juga?"

Pria dengan kacamata itu terkekeh gemas, ia menyentil pelan hidung istrinya.

"Kau juga hati-hati sayang. Semoga selamat sampai tujuan."

Ucapannya mengundang tawa mereka berdua. Wanita yang tak lain adalah ibu Leo itu memandang dasi suaminya dan merapikannya. Setelah beres, mereka beranjak pergi meninggalkan rumah.












"Ku dengar kau akan pergi ke Korea?"

Ucapan itu menghentikan langkah mereka untuk masuk ke dalam mobil. Suasana seketika berubah menjadi tegang.

.

.

.

"Yaaa Zayyannn.... Kau lama sekali? Cepatlah, aku sudah tidak tahan."

Gyumin mengetuk pintu kamar mandi di hadapannya. Sesekali ia bergerak acak menahan sumber kegelisahannya.

Berhubung mereka menyewa family room, maka kamar mandi yang harus mereka gunakan adalah kamar mandi umum yang hanya ada tiga. Dua kamar mandi lainnya telah diisi oleh yang lain yang Gyumin lihat baru saja masuk. Itu artinya harapan satu-satunya ada di Zayyan.

Pintu terbuka dan Zayyan terlonjak kaget saat Gyumin buru-buru menariknya keluar.

"Santai dong."

Gyumin membalasnya dengan rengut di wajahnya dan menutup pintu lumayan keras.

Zayyan bergerak mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk di lehernya. Ia berjalan santai menuju ruangan mereka dan mendapati Sing menatapnya lamat. Pemuda itu sudah selesai mandi, bahkan yang paling pertama diantara mereka. Zayyan sempat terheran, tidak biasanya anak itu bangun cepat.

Zayyan berjalan ke arah Sing yang sudah merubah tatapannya dengan senyum berseri di wajah. Namun seseorang menahan langkahnya dengan berdiri secara tiba-tiba di hadapannya. Zayyan sampai harus mundur selangkah agar tak menabraknya.

"Ikut aku."

Tanpa banyak bicara, Leo menarik lengan Zayyan menjauh dari penginapan. Zayyan tak banyak protes namun menyempatkan diri menatap ke arah Sing yang tak lagi menampilkan aura senang pada wajahnya.






"Sing"

Sing menoleh pada sumber suara yang memanggilnya, itu Beomsoo.

"Sedang apa kau disini?"

"Udara pagi disini sangat sejuk ya. Aku sangat menyukainya." Ujarnya tersenyum namun tidak dengan hatinya yang lirih.

"Kau benar... Oh ya bantu aku membuat sarapan, kajja!!" Beomsoo bangkit dan diikuti Sing dengan langkah gontai.











One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang