Bagian 28

698 75 24
                                    

Pengunjung begitu ramai menyaksikan hewan menggemaskan disana. Tak satupun dari mereka yang melepas kamera handphone untuk merekam tingkah lucu hewan berbulu putih dan hitam itu.

"Aaahhh.... kiyowo, Huibao aktif sekali, lihatlah dia memanjat pohon."

"Iya, berbeda dengan Ruibao, dia terlihat lebih santai."

"Ruibao kalau tidak makan pasti tidur ya.. Lihatlah kakinya menggantung lucu."

"Ahh, Huibao mendekat kemari."

"Ahh... Lucu sekali."

Pekikan riang dari beberapa pengunjung yang mengagumi hewan panda itu semakin riuh kala Huibao mendekat ke dinding pembatas pengunjung. Ruibao, kembarannya tak terlihat antusias, hanya tiduran di atas tempat bermainnya.

"Leo... Lihatlah, Huibao kemari. Tolong fotokan aku."

Leo tersadar dari kejenuhannya saat tepukan pelan disertai suara penuh kegirangan menyapanya.

"Oh, baiklah."

Leo memotretnya tak antusias, setelah tiga jepretan ia mengembalikan handphone pada pemiliknya.

"Nih, coba lihat."

Sieun berjingkrang riang setelah melihat hasil jepretan Leo.

"Gomawo Leo. Kau tidak mau foto bersama Huibao?" Tawar Sieun.

"Tidak"

"Hmm.. Kalau begitu, ayo kita foto bersama."

Leo hendak menolak namun tangan Sieun lebih dulu merangkul lengannya dan meletakkan kepalanya di bahu Leo, mau tak mau Leo ikut tersenyum dalam foto selfie bersama Sieun.

"Woah, fotonya bagus."

Sieun terus memandangi hasil fotonya hingga tak sadar ketika seseorang tak sengaja menyenggolnya dan membuatnya hilang keseimbangan. Untung Leo bergerak cepat dan menangkap tubuh Sieun yang hampir jatuh ke dalam dekapannya.

"Uh, gomawo."

Sieun menunduk dengan bibir yang melengkung membentuk senyuman kecil.

"Hmm..." Sahut Leo dengan sedikit deheman.

"Oh ya aku sangat penasaran dengan T-Express. Ayo kita kesana."

Leo tak sempat menyahut saat tangannya diseret oleh Sieun dan mereka keluar dari Panda World yang sangat terkenal di Everland.

Setelah berjalan hingga beberapa menit, akhirnya mereka tiba di wahana T-Express dengan wooden roller coaster yang sangat besar. Sieun sampai terperangah menengadah ke atas menyaksikan kereta meluncur dari atas roller coaster yang terbuat dari kayu itu.

"Kau mau naik itu?"

"Ah, iya aku sangat ingin naik itu. Tapi sepertinya tinggi sekali."

"Kalau tidak berani lebih baik tidak usah. Nanti kau pingsan pas di atas."

Bibirnya mengerucut dengan kedua tangan berkacak di pinggangnya. Merasa tidak terima dengan ucapan Leo, Siuen tertantang dan melangkahkan kakinya menuju antrian yang lumayan panjang.

"Hei kau mau kemana?" Teriak Leo.

"Mau naik lah, kalau kau tidak mau ikut ya sudah, tunggu saja di bawah."

Sieun semakin jauh dan memasuki antrian. Leo sedikit gamang, sudah lama ia tak menaiki wahana permainan sejak pindah ke Korea.

Sedikit bersenang-senang tak jadi masalah kan?

Sieun semakin tak terlihat dalam antrian yang tak kunjung sepi. Kakinya menghentak pelan beberapa kali dengan ibu jari menepuk di dagunya menimang akan ikut naik atau tidak dengan gadis itu. Sampai suara teriakan dari kereta yang meluncur di wahana itu menyadarkan Leo.

One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang