Bagian 11

793 82 11
                                    

Saat menyetujui ikut dalam trip 3 hari yang mereka rencanakan untuk liburan musim panas, Sing berpikir tak akan seramai ini. Ia terlalu bersemangat hanya karena ada Zayyan tanpa menanyakan lebih jauh siapa saja yang ikut.

Kereta yang mereka tumpangi melaju kencang. Hari sudah senja dan perjalanannya membutuhkan empat jam lebih untuk tiba di Gangneung.

Beomsoo yang duduk bersebelahan dengan Wain masih sibuk menyusun aktivitas yang akan mereka lakukan selama di Gangneung. Mulai dari penginapan yang akan mereka tinggali hingga destinasi yang akan mereka hampiri. Sesekali mereka beradu cekcok disebabkan biaya yang akan mereka keluarkan.

Di belakang mereka ada Leo dan Davin yang terhanyut dalam permainan di ponsel dan saling sikut saat keduanya hampir memenangkan game-nya.

Sementara Sing dan Zayyan sedang asik mengobrol atau lebih tepatnya Zayyan yang mencoba membujuk Sing untuk mengobrol. Pasalnya, sahabatnya itu masih betah menampilkan wajah masam sejak mereka menaiki kereta.

"Sing, kau bawa baju berapa? Oh ya kata Gyumin kita akan ke pantai, kau bawa baju renang tidak?"

"Tidak bawa." Jawabnya ketus.

Zayyan meraih lengan Sing, "ayolah jangan cemberut gitu dong. Wajah tampanmu jadi jelek tau."

Disindir mengenai wajahnya, Sing sontak menoleh pada Zayyan dan menghembuskan napas panjang, "Kenapa kau tidak bilang kalau anak itu juga ikut? Tau begini aku tidak mau ikut liburan dengan kalian." Bibirnya bertekuk sebal.

"Ayolah jangan pikirkan Leo. Ini kali pertama liburan musim panas ku di Korea, jadi mari nikmati bersama tanpa mengungkit persoalan kita dengannya. Ya? Please??"

Zayyan memohon dengan tatapan yang bisa membuat Sing meleleh tak bersisa. Kalau sudah begini, Sing tak bisa menolak. Ia menghembuskan napasnya lagi.

"Baiklah, akan aku coba."

Zayyan tersenyum dan Sing ikut terhanyut dalam lekukan bibir tipis pemuda dengan netra madunya yang sangat menggemaskan.

"Zayyan, apa kau bawa powerbank?"

Seseorang mengetuk senderan bangkunya dan Zayyan sempat terkesiap lalu menoleh ke arah belakang. "Oh Gyumin, aku lupa kalau kau ada di belakang. Ini powerbank ku."

"Terimakasih" ujar Gyumin dan kembali fokus pada ponselnya.

Sejak mereka berkumpul, pemuda itu tak banyak bicara, tidak seperti Gyumin yang selalu ceria seperti biasanya. Ia tak pernah letih mengecek ponselnya sedari tadi.

.

.

.

Hari sudah malam, langit berubah gelap dan mereka sudah sampai di penginapan yang akan mereka tinggali selama tiga hari. Guesthouse bergaya tradisional itu tak begitu luas, tapi cukup untuk menampung mereka bertujuh. Bangunan itu masih mempertahankan unsur tradisional yang khas seperti rumah penginapan pada zaman kerajaan.

Bangunan ini terdiri dari berbagai ruangan berbentuk keliling yang di bagian teras tengahnya terdapat tempat khusus untuk saling berkumpul. Sepertinya cocok digunakan untuk barbeque atau sekedar memandang langit malam sambil menenggak soju.

"Hahh... Akhirnya sampai juga. Pinggangku sudah hampir copot saking jenuhnya duduk di kereta." Beomsoo memecah keheningan diantara mereka.

Mereka memasuki ruangan yang terlihat cukup luas dan mendaratkan bokong sambil membuat kesibukan masing-masing.

One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang