Bagian 35

433 64 19
                                    

"Bisa berhenti menatapku? Memangnya ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak ada."

Hongjoong tak begitu puas dengan jawaban pria jangkung berwajah bak pangeran salju di dekatnya, Beomsoo.

"Katakan saja, untuk orang sepertimu agak sedikit aneh melihatmu betingkah seperti ini."

"Orang sepertiku?" Beomsoo sedikit linglung.

"Ya, orang yang terlihat tak begitu menonjolkan ketertarikan terhadap sesuatu agak aneh melihatmu terus memperhatikanku sejak tadi." Ujar Hongjoong.

Beomsoo akhirnya ikut mendaratkan bokongnya di samping Hongjoong. Menatap ke depan, memperhatikan hiruk pikuk anak-anak panti asuhan bermain di ruang bermain.

"Kalau kau ingin bertanya tentang mengapa tugasmu digantikan oleh Leo, aku tak bisa menjawab banyak, hanya saja Leo....."

"Aku tahu."

Hongjoong menoleh, menatap wajah tirus Beomsoo dari samping, mencoba menerka maksud dari ucapan Beomsoo. Mengingat Beomsoo adalah teman satu jurusan dengan Leo, sudah pasti mereka berdua saling mengenal. Hongjoong penasaran, sejauh mana Beomsoo mengetahui apa yang terjadi diantara Zayyan dan Leo sebenarnya.

Beomsoo menoleh, "aku tahu pasti Leo yang memaksa sunbae untuk menggantikanku 'kan?"

Hongjoong tersentak, "dari mana kau tahu?"

Beomsoo berdecih pelan, "tentu saja aku tahu, aku ini teman mereka berdua." Ujar Beomsoo dengan wajah kebanggaannya.

"Aku hanya ingin tahu, apa motif Leo memaksamu untuk mengganti tugasku? Apa dia memberitahu sunbae?"

Hongjoong kembali menatap ke depan, mengingat kembali percakapannya dengan Leo kemarin malam.




"Kau berbicara seolah-olah kau sedang berusaha mengejar sesuatu."

"Ya kau benar."

"Dan yang kau kejar itu......"

"Orang yang akan pergi bersamaku besok kalau kau mengizinkannya."

"Zayyan?" Anggukan kepalanya cukup memberi jawaban atas rasa penasaran Hongjoong.





"Karena kau teman mereka berdua, aku pikir kau tahu alasannya. Dari ucapan Leo kemarin malam, aku rasa dia ingin mendiskusikan sesuatu dengan Zayyan yang hanya mereka berdua yang tahu."

Hongjoong juga tak begitu paham dengan ucapan Leo yang mengatakan ingin mengejar sesuatu, dan sesuatu itu adalah Zayyan. Ia juga tak mau terlalu ikut campur dengan urusan pribadi mereka.

Beomsoo bangkit dari duduknya dengan napas lega. Hongjoong memandangnya dengan mata menyipit.

"Baiklah, aku rasa sudah saatnya." Dengan begitu Beomsoo pergi meninggalkan Hongjoong yang kebingungan. Ia memutuskan untuk kembali menghampiri Sungdae untuk menggantikan tugas Leo.

"Hei hei... Apa maksudmu sudah saatnya?" Teriak Hongjoong.

Beomsoo tak berhenti berjalan, hanya menoleh dengan seringai kecil hadir di wajahnya.

"Kau tak perlu tahu sunbaenim."

Hongjoong hampir mengumpat kalau saja ia tak ingat sedang berada di kawasan banyak anak.

"Terserah deh."

Hongjoong bangkit dan melanjutkan kerjanya.




.

.





Dasar adik bodoh.


Leo tak melunturkan senyum tipisnya sepanjang sisa perjalanan mereka menuju kebun stroberi.

One For Two | ZaLeSingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang