"Pamanku memiliki kebun stroberi di kawasan Yangsuri, Gyeonggi-do. Kau bisa menghabiskan masa cutimu disana dan membantu paman mengelola kebun."
"Berkebun ya..."
"Tenang saja, kebunnya cukup luas dan pastinya bukan hanya satu atau dua karyawan yang berkerja disana, kau tak perlu khawatir dengan berpikir kerja bagai kuda karena beranggapan itu hanya kebun kecil dan memperkerjakan sedikit orang."
"Ah syukurlah."
"Ehh, jadi kau memang berpikiran seperti itu?"
"Uhh, bukan begitu hyung." Kesadarannya dari bir yang ia minum mulai kembali.
"Walau begitu kau juga tak boleh bermalas-malasan. Meski kau berkerja karena rekomendasi dariku bukan berarti kau bisa seenaknya. Kau kan juga dibayar. Yaa, hitung-hitung bisa menambah pengalaman dan pendapatan selama setahun kau cuti."
Kepalanya mengangguk penuh keyakinan. "Terimakasih Hyung, aku akan terima tawaranmu."
"Good, berhubung paman membutuhkan pekerja baru, sepertinya kau sudah bisa mulai berkerja lusa."
"Lusa?"
"Hem, kenapa?"
Dua hari lagi ia akan meninggalkan tempat ini. Meninggalkan semua kenangan yang ia lewati, dan meninggalkan semua orang yang mengisi harinya.
"Kau masih ragu?"
Lamunannya terhenti, "tidak hyung, aku akan pergi lusa."
"Kau tidak mau pamit degannya?"
"Tidak perlu. Sudah tidak ada lagi yang perlu kami bicarakan."
"Kau yakin?"
"Iya...."
"Oppa... Oppa..."
"Oppa???"
"SING OPPA!!"
Sing tersadar usai merasakan tepukan di bahunya. Kilasan percakapannya dengan Hyunsik kembali hadir mengusiknya. Untuk kesekian kalinya ingatan itu kembali muncul bak film yang berputar di dalam kepalanya. Entah apa sebabnya, ingatan itu seolah menghantuinya setiap kali ia sedang melamun.
"Oppa kenapa?"
Sing menoleh, baru tersadar akan kehadiran gadis manis di sampingnya. "Tidak apa-apa." Kilahnya.
"Bohong, kalau tidak ada apa-apa kenapa oppa melamun seperti itu? Aku panggil juga tidak menyahut. Oppa sakit?"
Telapak kanan gadis itu bergerak memegang dahi Sing untuk mengecek suhunya. Kehadiran Sing selama beberapa bulan ini yang selalu berada di dekatnya membuat Soomin bertindak tanpa adanya kecanggungan. Seolah sudah saling mengenal lama, gadis itu bahkan tak segan untuk menggandeng tangan Sing di keramaian.
"Aku baik-baik saja Soomin." Ujar Sing sambil melepas tangan gadis itu dari dahinya.
"Apa karena mereka berdua?" Ujarnya tanpa basa basi.
Sing bergeming. Mengerti akan kemana arah bicara Soomin, ia memutuskan bangkit dari duduknya dan menambahkan kayu di perapian di depannya. Api berkobar kian membesar menambah kehangatan di sekelilingnya.
"Ayolah oppa, kau selalu menghindar saat membahas mereka sejak siang tadi. Sebenarnya mereka siapa?"
Soomin kembali mendekat dan memandang Sing dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
One For Two | ZaLeSing
ФанфікиSemuanya berubah saat Zayyan mengenal Sing, Leo tak seharusnya membiarkan itu terjadi, karena ia tahu Sing itu sedikit berbeda. !!BROMANCE!! !!BROTHERSHIP!!