"Bagaimana dengan kakimu? Sudah baikan?"
Gyumin masuk menghampiri Zayyan yang masih berselonjor santai di ruangan penginapan mereka.
"Ya, sudah bisa ku gerakkan, lihat nih"
Zayyan menunjukkan kakinya yang sudah pulih walau masih harus sedikit terpincang saat dibawa jalan.
"Syukurlah, aku kira cederanya bakalan serius." Gyumin mengelus dada.
Zayyan mendapatkan perawatan dari ibu pemilik penginapan ini yang ternyata sangat lihai dalam mengurut. Beomsoo yang menyampaikan pada pemilik penginapan ini, dan beruntung pria itu langsung mengabarkan ibunya untuk cepat datang. Pergelangan kaki Zayyan sudah baik-baik saja.
"Kalau begitu, ayo bergabung dengan yang lain." Ajak Gyumin dan diangguki Zayyan.
Gyumin membantu Zayyan untuk berjalan keluar bergabung dengan yang lainnya di halaman depan. Mereka terlihat sibuk dengan tugas masing-masing.
"Zayyan"
Sing bergegas lari mendekat pada Zayyan dan ikut membantunya berjalan. Panggilan Sing mengalihkan atensi semua orang.
"Kaki mu sudah sembuh?" Beomsoo bertanya khawatir.
"Iya, sudah tidak sakit. Aku baik-baik saja." Jawabnya sambil tersenyum meyakinkan.
Sing mengantar Zayyan duduk di atas dipan berbentuk persegi panjang yang akan mereka gunakan untuk menyantap semua makanan yang saat ini mereka buat.
"Gyumin-ah, bantu aku memanggang daging" Ajak Wain, Gyumin mengangguk dan beranjak menghampiri.
Zayyan memperhatikan semua orang yang sangat sibuk dengan tugasnya. Wain dan Gyumin sedang memanggang daging. Beomsoo dan Davin sedang memasak hidangan lainnya, tak lupa ramyeon yang menjadi favorit Zayyan akhir-akhir ini. Sedangkan Sing sebelumnya bertugas menyusun tempat untuk makan malam namun terhenti karena Zayyan berjalan keluar. Saat ini, pemuda itu masih terlalu fokus memandangi pergelangan kaki Zayyan.
Zayyan meraih tangannya, "Sudah tidak apa-apa Sing. Jangan khawatir." Ujarnya sembari tersenyum.
Sing menengadah dan mengangguk. "Mianaeyo... Aku juga bersalah, coba saja tadi aku tak terlalu bersemangat mainnya, kau pasti tak akan begini." Bibirnya mengerucut.
Zayyan tersenyum, sahabatnya itu pun ikut tersenyum. Zayyan kembali memperhatikan teman-temannya. Merasa ada yang kurang dari jumlah mereka.
"Kemana Leo?"
Senyum Sing memudar dan ia mengedikkan bahunya acuh. "Tidak tahu, sejak kita pulang dia tak ada."
"Tidak ada? Memangnya kemana?" Zayyan masih penasaran.
Sing berdecih dan merotasikan matanya. "Tidak tahu Zayyan. Kenapa bertanya tentang dia sih? Dia loh yang menyebabkan mu jadi seperti ini. Sudahlah, lebih baik kau bantu aku menyiapkan meja."
Sing mengulurkan tangannya dan Zayyan balas menggenggamnya. Mereka menyiapkan meja dan menyusun beberapa makanan yang sudah siap disajikan. Zayyan bergerak telaten dan meletakkan alat makan sesuai dengan jumlahnya. Namun pikirannya masih tetap tak fokus memikirkan seseorang, siapa lagi kalau bukan Leo.
Zayyan memutuskan berjalan mendekati Beomsoo untuk menanyakannya. "Beomsoo... Apa kau tau kemana Leo pergi?"
Beomsoo menoleh, "Oh tadi dia sempat mengirimkan pesan, katanya mau ke pusat kota, ada yang mau dibeli."
Zayyan mengangguk paham, merasa lega setelah mengetahui alasannya. Ia tak perlu khawatir dan beranggapan bahwa Leo pergi menghindarinya dan Sing. Perkelahian antara Sing dan Leo yang hampir terjadi di pantai tadi sangat menakutkannya. Hubungan mereka memang tak baik tapi ia tak ingin menjadi alasan hubungan mereka semakin retak dan hancur berkeping.
KAMU SEDANG MEMBACA
One For Two | ZaLeSing
Fiksi PenggemarSemuanya berubah saat Zayyan mengenal Sing, Leo tak seharusnya membiarkan itu terjadi, karena ia tahu Sing itu sedikit berbeda. !!BROMANCE!! !!BROTHERSHIP!!