Bab 8: Hal-hal Merepotkan

716 21 0
                                    

"Kartika, aku tidak bermaksud seperti itu."

"Andrian, kenapa kamu jadi seperti ini setelah bertunangan? Apakah sekarang aku bukan temanmu lagi?"

Melihat keduanya sibuk bertengkar hanya membuatku semakin pusing dan aku juga bingung harus bereaksi seperti apa.

Emm, sebaiknya aku pergi saja.

"Maaf, saya permisi dulu ya."

Mendengar suaraku, keduanya yang sibuk bertengkar itu kemudian mulai menatap ke arahku. Kartika yang sepertinya memang tidak suka denganku itu segera menatapku dengan tajam.

"Tidak! Kamu tidak bisa pergi! Aku ingin lihat, hadiah macam apa yang kamu pilih sampai-sampai Andrian menyuruhmu memilih hadiah! Aku benar-benar tidak habis pikir!"

Kartika lalu mulai merebut kotak hadiah yang ada di tangan Andrian, dan mulai membuka kotak itu. Bisa aku lihat ekspresi terkejut yang dia miliki, walaupun itu hanya sepintas namun dia segera berkata dengan marah,

"Lihat, Andrian! Office girl itu pasti hanya asal memilih hadiah dan memilih asal yang paling mahal! Tidak tahukan kamu berapa harga Tas ini? Astaga, bagaimana dia bisa bodoh menghabiskan uangmu seperti ini?"

Andrian jelas segera merebut kotak hadiah dari tangan Kartika dan berkata lagi dengan tenang,

"Kartika, cukup! Soal berapa banyak uang yang aku habiskan, itu bukan masalah besar lagipula ini hadiah untuk Tunanganku, memang layak jika aku mengeluarkan uang sebanyak itu."

Mendengar itu, Kartika hanya memasang ekspresi cemberutnya dan tidak lagi marah dan mencoba menenangkan Andrian.

"Baik, baik, Andrian. Aku minta maaf, aku hanya sedikit kesal. Aku kira kamu sudah tidak percaya lagi padaku."

"Ya, kamu tidak perlu memikirkan hal-hal seperti ini."

Lalu setelah aku lihat keduanya berdamai, Andrian segera menatap ke arahku, memberikan isyarat agar aku segera pergi. Dan tentu saja aku menurutinya.

Sebelum menutup pintu, aku sepintas melihat bagaimana keduanya mulai berbicara akrab didalam.

Entah kenapa aku tidak menyukai gadis bernama Kartika itu, sepertinya sifatnya buruk. Apalagi aku melihat bagaimana Kartika itu sekarang mulai menempel pada Andrian.

Tidakkah kamu punya Tunangan?

Ukhhh, ini bukan urusanku juga, aku juga tidak ingin terlibat.

Malam harinya, aku pergi kerja lembur mengantikan Mamaku lagi. Hanya saja, kali ini aku bertemu dengan sosok yang tidak terduga.

"Kak Arion? Kakak kerja di sini juga?"

Ini adalah tetangga yang selalu menolong keluargaku sebelumnya. Walaupun kita tetangga aku juga tidak benar-benar tahu tentang apa pekerjaan yang dia miliki, atau kehidupan pribadinya, mungkin karena belum lama dia pindah kesini.

"Owh, Liliana. Benar aku kadang-kadang bekerja paruh waktu disini untuk mengirimkan barang-barang supplier kesini."

"Ah jadi begitu. Kebetulan sekarang aku bertugas untuk membereskan gudang tempat barang-barang datang, sangat kebetulan bertemu Kakak disini, ini membuatku lebih nyaman untuk berkoordinasi."

"Jadi begitu. Namun sepertinya aku tidak pernah melihatmu di sini Apakah kamu baru?"

"Benar, biasanya Mama yang kerja disini, aku hanya menggantikannya untuk kerja lembur."

"Owh, benar juga aku kadang melihat Tante Bianca, walaupun aku kadang tidak memiliki kesempatan untuk benar-benar menyapanya."

"Ah, itu mungkin karena Mama sibuk di bagian Produksi. Yah, aku masih beradaptasi di sini jadi kadang aku diberikan tugas-tugas yang lainnya, mengingat bagian produksi cukup rumit kadang."

Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang