Bab 21: Asisten

629 18 0
                                    

Tatapan Andrian memang cukup menyeramkan namun aku mencoba menenangkan diriku.

"Andrian kamu ini kenapa sih sampai segitunya? Jangan bilang kamu masih menyukaiku?"

Tentu saja aku hanya berbicara omong kosong untuk mencoba memprovokasinya karena merasa kesal dengan Andrian yang bersikap seolah ingin mengatur hidupku.

Memang siapa dia?

"Jangan bermimpi!!"

Andrian segera melepaskan tangannya, dan mundur kebelakang menjaga jarak denganku.

"Kalau begitu jangan urusi masalah pribadiku!!"

Mendengar itu, aku bisa melihat tatapan matanya yang terlihat sedang mempertimbangkan banyak hal.

"Aku sudah memperingatkanmu!"

"Sudahlah aku juga mengerti tentang posisiku Jadi jangan terlalu berisik!"

Aku memutuskan untuk mengabaikan Andrian dan segera keluar dari kamar itu, hanya berada di sana saja sudah membuatku muak apalagi mendengar kata-kata Andrian yang menyebalkan.

Dan sekarang, aku menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang akan aku makan. Disana ada kantong plastik yang tadi aku beli di Restoran, tentu saja aku tidak hanya membeli makan untuk Andrian, namun juga untuk diriku sendiri.

Dan itu semua makanan kesukaanku!

Kali ini aku benar-benar tidak segan-segan untuk mengunakan kartu milik Andrian!!

Sudah lama aku tidak makan enak sepuasnya seperti ini!

Aroma makanan-makanan itu juga sudah membuatku sangat kelaparan aku buru-buru menatanya di meja. Tentu saja menyiapkan bagian Andrian juga, kalau tidak, dia pasti akan marah-marah.

"Sudahlah, aku tidak mau memikirkan si galak itu."

Aku mulai memakan satu persatu hidangan yang ada di depanku.

Mulai dari Lobster, Udang, Cumi goreng dan Ayam goreng.

Semuanya sangat senak, makana laut!

Sensasi masakan-masakan mahal yang sudah lama tidak aku rasakan.

"Kamu makan seperti orang rakus, pantas saja kamu gemuk."

Sayangnya, ketika aku asik menikmati makanan mood ku jadi terganggu berkat kata-kata dingin itu.

Siapa lagi jika bukan Andrian yang akhirnya sampai di meja makan?

Aku hanya menatapnya sekilas selalu segera kembali memasukan potongan lobster kedalam mulutku, sebisa mungkin mengabaikannya.

"Pantas saja kenapa kotak makannya sangat banyak, sepertinya aku tidak memesan sebanyak itu. Ternyata ada babi yang memesan itu semua."

Namun lama-kelamaan kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya membuatku semakin emosi.

"Kenapa sih kamu tidak makan saja? Atau mau aku habiskan jatah makanmu?"

Aku segera mengambil kotak berisi iga bakar yang di pesan oleh Andrian.

Namun tentu saja seseorang tidak membiarkannya.

"Dasar rakus!!"

Dia lebih dulu menarik kotak itu lagi kearahnya, dan akhirnya mulai makan.

Andrian makan dengan tenang, mungkin Ini pertama kalinya kami makan bersama seperti ini. Aku diam-diam memperhatikan cara makan Andrian yang tenang.

Namun ada hal menarik dari cara makan Andrian pada iga bakar itu, dia menyingkirkan sayur kacang panjang yang melengkapi iga bakar.

Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang