Bab 42: Sebuah Hubungan
"Khawatir? Kenapa aku harus mengkhawatirkan orang sepertimu? Jangan terlalu percaya diri. Aku hanya tidak ingin orang jahat seperti Pak Jonathan berhasil melakukan rencana busuknya lagi, dan lagi ini demi rencana balas dendamku."
Mendengar jawaban Liliana, membuat kekecewaan tiba-tiba saja muncul di hati Andrian. Dia tidak mengerti kenapa perasaan ini tiba-tiba saja muncul lagi.
Tidak, dari awal kenapa perasaan yang sudah coba dia hapus ini muncul lagi?
Semuanya seolah menjadi berantakan sejak pertemuannya dengan Liliana yang bekerja menjadi Office Girl di kantornya. Lalu, semua hal Implusif yang dirinya lakukan, termasuk keputusan menikah dengan Liliana.
Jika hari itu yang mengantikan Jesicca bukan Liliana namun orang lain, apakah dirinya berani mengambil keputusan intusif untuk menikah dengan wanita tidak di kenal?
Jawabannya sederhana.
Tidak
Itu hanya karena saat itu ada Liliana kenapa Andrian mengambil keputusan impulsif itu.
Dan lagi hal-hal Implusif yang baru saja Andrian lakukan pada Liliana. Dia tidak mengerti kenapa.
Seolah kehangatan bibir itu masih tersisa di bibirnya.
Apakah karena Liliana sekarang bertambah cantik setelah Operasi?
Namun bahkan selalu seperti ini sebelum Liliana Operasi.
Misalnya kejadian malam itu...
Malam yang berusaha ingin dia lupakan mati-matian namun tetap saja teringat.
Dan hal yang paling tidak masuk akal dari malam itu adalah gelang yang Liliana pakai. Gelang yang dulu merupakan hadiah dari dirinya.
Ketika melihat Liliana masih menyimpan gelang murah itu, perasaan menjadi semakin terguncang. Membuat malam itu menjadi semakin tidak bisa dia lupakan.
Berbagai macam pertanyaan muncul, seperti kenapa Liliana menyimpannya?
Dia bahkan tidak layak menyimpan gelang itu.
Semakin memikirkannya, membuat Andrian terasa frustasi.
Apalagi perasaannya yang terasa hampa ketika Liliana pergi. Perasaan hampa ini yang tidak bisa dia mengerti.
Padahal harusnya tidak seperti itu. Andrian susah payah mencoba menstabilkan emosinya.
"Jadi aku akan melakukan apapun yang aku mau."
Setelah mengatakan itu, Andrian mulai bangun dari tempat tidur lalu meninggalkan ruangan itu. Dia tidak bisa tahan lama-lama berada di depan Liliana, hatinya terasa tidak tahan.
Perasaan yang meluap-luap itu seolah meledak ketika bertemu Liliana lagi.
'Aku tidak bisa seperti ini... Liliana adalah alasan kenapa Ibu meninggal. Aku tidak akan pernah memaafkannya.'
Itu adalah sebuah tekad yang sudah lama dia tanamkan dalam hatinya.
Namun kenapa jika berhadapan langsung dengan Liliana, semua tekadnya seolah goyah?
'Sialan.'
Perasaan frustasi meliputinya, namun Andrian tidak berani minum lagi seperti sebelumnya untuk melepaskan rasa frustasinya, takut kecelakaan seperti sebelumnya terjadi. Jadi dia memutuskan kembali ke ruang pesta.
####
Melihat Andrian pergi begitu saja setelah melakukan apapun yang dia suka itu membuatku sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomansaDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...