Bab 34

968 30 0
                                    

Bab 34: Comeback

Ketika mendengar kata-kata Andrian soal dia yang sangat tidak suka jika memiliki anak denganku, seperti sebuah pukulan telak untukku. Aku bahkan belum menceritakan tentang kehamilanku, namun rasanya sudah di tolak seperti ini.

Andrian pasti marah jika dia tahu...

Sekarang aku harus bagaimana?

Rasanya sangat frustasi memikirkan ini sendirian.

'Apakah kamu dengar? Kenapa diam saja?'

"Ya, ya. Aku pasti akan menjelaskannya pada Kakek."

'Tentu saja, kamu memang harus melakukannya karena itu adalah Tugasmu.'

Lalu ada keheningan sesaat, mungkin karena sudah tidak ada lagi yang ingin kami bicarakan. Namun yang membuatku heran, Andrian yang tidak segera menuntut teleponnya tiba-tiba seperti biasanya.

Ya, Andrian biasanya mengakhiri teleponnya secara sepihak, sesukanya tanpa pamit.

'Kabari aku jika terjadi sesuatu disana, sampai jumpa.'

Itulah kenapa aku menjadi kaget mendengar kata-kata terakhir Andrian sebelum menutup teleponnya.

Seolah-olah, dia khawatir tentang keadaanku di sini. Namun itu pasti tidak mungkin.

"Tidak perlu memikirkan hal-hal tidak berguna. Sekarang aku harus lebih fokus untuk memikirkan hal lainnya."

Ya, terutama tentang kehamilanku, apa yang harus aku lakukan?

Ketika aku binggung dan merasa frustasi, foto USG yang sebelumnya berada di tasku terjatuh.

Perasaan hangat ketika melihat foto itu kembali menghampiriku. Sepertinya, aku diam-diam mendambakannya juga, walaupun ini tidak terduga.

Sebuah kehidupan kecil yang saat ini tumbuh di dalam diriku.

"Tidak tahu lah, Aku tidak peduli jika Andrian marah. Namun aku akan mempertahankan anak ini dan merahasiakannya sementara."

*****

Dan hari-haripun terus berlalu sejak aku mengambil keputusan mempertahankan kehamilanku. Walaupun di tengah Operasi, aku tetap selalu menjaga kesehatan kehamilanku dan terus konsultasi pada Dokter.

Terutama karena menjalani operasi ini bukanlah hal yang mudah, ini lebih menyakitkan daripada yang aku kira.

Memang, untuk jadi cantik butuh banyak pengorbanan yang di lakukan.

Jika ada hal yang membuatku tetap semangat untuk menjalani operasi yang menyakitkan ini, salah satunya adalah kehamilanku. Aku tidak ingin anak ini nantinya lahir dengan seorang Ibu yang jelek, dia pasti akan mendapatkan ejekan disana sini.

Benar, karena sekarang ada kehidupan baru yang ada di dalam diriku, aku jelas tidak bisa diremehkan lagi oleh semua orang karena ini akan mempengaruhi anakku juga.

Tidak ada orang yang sampai boleh meremehkan anakku nantinya, aku pasti akan menjadi Ibu yang membanggakan.

Walaupun aku tidak mengharapkan Andrian untuk bertanggungjawab jika nantinya pada anak ini, setidaknya aku pasti akan meminta kompensasi yang cukup, setidaknya agar anak ini bisa hidup dengan baik di masa depan nantinya jika aku dan Andrian bercerai.

Tapi ketika memikirkan kemungkinan itu hatiku tiba-tiba terasa sedih.

Apakah memang hubunganku dan Andrian tidak bisa di perbaiki?

"Nyonya Liliana, ini saatnya anda melakukan Operasi tahap ke dua."

Suara Dokter membuyarkanku dari lamunanku, dan aku kembali fokus memikirkan tentang Operasi ini lagi.

Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang