Bab 32

978 28 0
                                    

Bab 32: Kejutan

"Sudahlah, pokoknya kamu operasi saja, dan aku akan mengurus semuanya segera. Jadi Jangan berpikir terlalu macam-macam. Aku melakukan ini untuk rencanaku sendiri. Apakah kamu mengerti?"

Melihat Andrian yang mencoba menjelaskannya padaku ini, malah terkesan lucu aku diam-diam tertawa.

"Pffff.... Baiklah-baiklah."

Aku juga tidak terlalu ingin memikirkan hal-hal sebelumnya.

Aku hanya istri di atas kertas dan tidak lebih.

Setelah tahu semua masa lalunya, aku menjadi semakin paham kenapa Andrian sangat membenciku.

Setelah memikirkannya hatiku juga terasa tidak nyaman.

Hari itupun, setelah aku memberikan persetujuan aku segera pergi dari ruangannya dan menjalani hari seperti biasa.

Hal yang tidak aku duga, di malam hari Andrian sudah memberikan beberapa brosur kepadaku.

"Huh apa ini?"

"Pilihan Rumah Sakit. Anak buahku sudah mencarikan beberapa rumah sakit yang bagus di luar negeri untuk operasimu. Dan sekarang tergantung pilihanmu kamu memilih yang mana."

Aku melihat beberapa brosur itu, yang terlihat cukup banyak dan memiliki penjelasan yang lengkap.

Aku tidak menyangka, jika Andrian begitu serius tentang operator plastik yang akan aku lakukan.

Apakah dia juga merasa sangat jijik ketika melihat wajahku ini?

Tidak, jika memang seperti itu dia kan tidak perlu mencari berbagai tempat untuk operasi secara detail seperti ini. Dan lagi, dia juga tidak harus meminta pendapatku. Karena dia yang akan membiayai semuanya, tentu saja semuanya juga akan jadi keputusan Andrian.

"Ah, ya. Aku akan memeriksanya."

"Jangan lama-lama secepatnya saja kamu tentukan tempat mana yang ingin kamu tuju."

"Iya iya, jangan buru-buru begitu."

Aku sendiri cukup kaget, bagaimana Andrian mendapatkan semua brosur ini tiba-tiba, belum lama sejak aku memberikan persetujuan.

Apakah dia sudah mencarinya dari jauh-jauh hari?

Ukhh, kadang aku masih tidak mengerti tentang jalan pikiran yang dia miliki.

Malam itu, kami berdua lagi-lagi menjalani hari-hari yang tenang tanpa banyak masalah. Tidak ada lagi yang membahas soal kejadian malam itu lagi, seolah tidak pernah terjadi.

Yah memang seharusnya seperti itu.

"Aku sudah menentukan akan pergi ke mana."

Setelah berpikir selama beberapa hari dan melihat brosur-brosur dan juga riset di internet, akhirnya aku memilih tempat yang akan aku tuju.

"Andrian, aku sudah menentukan tempat yang akan aku pilih."

Aku menyerahkan salah satu brosur yang sudah aku pilih padanya malam itu.

"Jadi kamu memilih pergi ke Korea?"

"Ya, aku pikir sebaiknya memang harus pergi ke ahlinya, aku dengar di sana sangat baik untuk melakukan operasi seperti ini. Apakah tidak apa-apa?"

Aku sebenarnya cukup ragu, lagipula karena jika kesana biayanya pasti sangat mahal.

"Ya, lakukan saja semaumu. Aku akan segera melakukan reservasinya disana."

Aku cukup terkejut bagaimana dia langsung setuju. Sepertinya bahkan tidak menanyakan soal berapa biaya yang akan di habiskan.

"Tapi apakah ini benar-benar tidak apa-apa?"

Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang