Bab 31

913 26 0
                                    

Bab 31: Pilihan Liliana


PLAKKK

Mendengar kata-kata Andrian yang dengan santainya merendahkanku seolah aku seperti wanita bayaran itu, jelas saja membuatku marah. Aku segera menamparnya dengan keras.

Aku tidak pernah mengira berani-beraninya Dia berkata akan membayarku tentang kejadian malam itu.

"Kenapa? Anggap saja itu bayaran untuk layananmu malam itu. Bukankah memang itu tujuanmu dari awal?"

Semakin aku mendengar kata-kata Andrian hanya ada kemarahan yang semakin memuncak.

"Kamu benar-benar brengsek!! Kamu pikir aku wanita macam apa?"

Aku bahkan tidak tahan lagi untuk mendengar semua kata-kata hinaan yang dialontarkan entah kenapa jika itu Andrian, aku menjadi tidak bisa menahan emosi Yang meluap di dalam hatiku.

"Kamu benar-benar menyebalkan!!"

"Kenapa menerima tawaranku saja susah? Kamu sekarang benar-benar bodoh. Padahal ini adalah kesempatan untukmu, apakah sekarang kamu sangat suka dihina dan dilecehkan oleh orang-orang seperti ini?"

"Siapa yang kamu bilang bodoh? Kamu tidak tahu apapun tentangku!!!"

Air mata perlahan kembali muncul, semua emosi tentang tahun-tahun yang aku hadapi. Bagaimana orang-orang mulai menghinaku satu persatu.

Semuanya terasa sangat menyakitkan....

"Yang aku tahu kamu adalah wanita bodoh yang mau dihina dan direndahkan oleh orang-orang bahkan tanpa melawan sedikitpun itu adalah fakta yang aku tahu. Dan sekarang aku memberikanmu kesempatan, tidakkah ini mudah? Bahkan harusnya kamu bersyukur aku memberikan kompensasi padamu yang berani merayuku tanpa tahu malu itu."

"Berani sekali kamu berbicara seperti itu!!"

Sekali lagi aku mulai menampar pipi Andrian, benar-benar semakin marah mendengar ucapannya yang semakin menyakitiku.

Ketika mendengar kemarahanku, aku kira Andrian akan ikut marah juga dan membentak ku, namun aku tidak mengira jika dia hanya diam saja. Sepertinya ada kata-kata yang tidak bisa dia katakan.

Aku benar-benar sudah tidak ingin mendengar lagi apa yang dia katakan, jadi aku buru-buru menuju ke kamar dan segera menutup pintu dengan keras. Tentu saja langsung mengunci pintu juga.

Aku benar-benar tidak habis pikir bagaimana Andrian mengagapku.

Kejadian malam itu...

Harusnya aku tidak terbawa suasana malam itu.

Namun ketika mendengar cerita Andrian, aku benar-benar tidak tahan.

Rasa bersalah masih menggerogoti hatiku bahkan sampai hari ini.

Hanya karena sikapku yang bodoh sampai-sampai kejadian seperti itu terjadi padanya.

Aku bodoh dan egois.

Andrian jelas membenciku, itulah kenapa dia pasti juga menyesali malam itu.

Tapi untuk berpikir dia bahkan akan membayarku dan memberikan kompensasi untuk malam itu, rasanya seperti menusuk sisa harga diri terakhir yang aku miliki.

"Akhhh, aku tidak mau memikirkannya."

Malam itu, aku tidur kamar sendirian, tidak ada tanda Andrian mengetuk pintu kamar jadi aku tidak membukanya.

Namun aku tetap tidak bisa tidur, aku sejak awal marah karena Andrian menuduhku merayunya malam itu dan bahkan sekarang bilang jika aku menginginkan uang atau bayaran atas malam itu.

Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang