"Kamu jelas tidak bisa menolak!!"
Kata-kata perintah yang penuh dengan penekanan.
Namun walaupun begitu aku tetap saja merasa permintaannya terlalu konyol.
"Aku tidak tahu Apakah aku bisa melakukannya dengan baik... Lalu soal pekerjaanku..."
"Kamu bisa jadi Asistenku mulai dari sekarang."
Tentu saja aku lagi-lagi terkejut oleh perkataannya.
Menjadi Asistennya?
Bukankah itu bahkan menjadi lebih merepotkan daripada tugasku sebelumnya?
Artinya aku harus mengatur seluruh jadwal miliknya?
"Apa? Kamu masih ingin menjadi Office Girl?"
"Tapi pendapat orang-orang di Kantor..."
Aku juga merasa, tidak semua orang tahu tentang pernikahan ini. Sejujurnya aku ingin menyembunyikan fakta tentang pernikahan ini akan nantinya jika kami berpisah, aku bisa kembali ke kehidupan normal ku.
Lagipula ini hanya pernikahan sementara.
"Tidak perlu pedulikan."
"Apa maksudmu? Jadi kamu tidak ingin merahasiakannya?"
Aku ingat, sepanjang pernikahan selain saat sepupu sempat membuka kerudung yang aku pakai, aku kembali menutup kerudung itu ketika menyapa tamu lainnya. Jadi lebih banyak orang yang tidak mengenali wajahku.
Andrian yang mendengar itu menjadi terdiam.
"Memang terlalu merepotkan jika banyak orang yang tahu."
Pada akhirnya, kita berdua sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini. Andrian bisa membuat alasan di depan Kakeknya, dan aku setidaknya bisa menjalani kehidupan normalku yang biasanya.
Perjanjian juga segera di buat, tidak banyak pasal dalam perjanjian yang kita buat.
Yang harus aku lakukan nyatanya hanyalah berperan sebagai Istri Andrian di depan Keluarganya.
"Tidak boleh menjalin hubungan dengan orang lain selama pernikahan ini berlangsung."
Aku lagi-lagi kaget ketika mendengar Andrian baru saja mengatakan salah satu pasal dalam perjanjian yang kita buat.
Bukankah dia masih ingin mencoba mengejar Nona Jesicca?
"Apakah itu benar-benar penting?"
Mendengar kata-kataku, tatapan Andrian sekali lagi menunjukkan ekspresi yang rumit.
"Kamu pikir kamu bisa seenaknya selama menikah denganku? Kamu tidak akan memiliki kebebasanmu selama kamu jadi Istriku!"
Aku tahu, dia masih sangat membenciku dan memendam dendam di masa lalu, dan sekarang sepertinya dia merencanakan membuat pernikahan ini agar semakin menyiksaku lebih dari sebelumnya.
"Lakukan apapun yang kamu mau."
Aku juga segera tanda tangan di surat perjanjian itu tanpa banyak bertanya lagi, jika itu bisa membuat dia tidak marah lagi, Aku berusaha memakluminya karena di masa lalu memang sepenuhnya salahku.
"Sekarang kamu ikut aku."
"Apa? Kemana lagi? Bukankah semua sudah selesai?"
Aku pikir setelah membuat surat perjanjian ini, aku bisa segera pulang dan beristirahat.
"Ke Rumahku."
"Apa? Kenapa musti kesana?"
"Apakah kamu tidak dengar tadi? Selama menjadi Istriku, kamu harus mematuhi semua perintahku itu termasuk kamu harus tinggal di rumahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomanceDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...