Bab 23: Masalah

560 18 0
                                    

"Hey, lihatlah wanita yang ada di samping Pak Andrian, bukankah itu Office Girl yang biasanya dia suruh-suruh itu?"

"Ah, benar! Tapi aku dengar sekarang dia naik jabatan menjadi Asisten Pak Wakil Presdir, yang membantu mengurus keperluan beliau gitu."

"Astaga, bagaimana bisa sih? Office Girl seperti itu bisa naik jabatan?"

"Aku juga mana tahu, dengan wajah seperti itu bagaimana dia mencoba merayu Pak Andrian?"

"Ih, tauk deh jangan-jangan...."

"Stttt, jangan bicara sembarangan deh kalian..."

Saat itu aku sedang menuju di kamar mandi, lalu tidak sengaja mendengar percakapan beberapa karyawan yang ada di dalam, bahan pembicaraan mereka belakangan memang tidak jauh-jauh dari aku dan Andrian.

Ini baru beberapa hari, namun tidak pernah ada hari yang tenang, di mana-mana selalu terdengar gosip tentangku yang tidak tidak.

Ini hanya masalah aku yang naik jabatan, jadi bagaimana jika mereka tahu bahwa aku sekarang Istri Andrian?

Hanya membayangkannya saja membuatku merasa ngeri.

Sekarang saja, walaupun sudah tidak dibully atau di hina secara terang-terangan seperti sebelumnya, orang-orang di kantor masih tidak memperlakukanku dengan ramah.

Seperti misalnya kadang menjegalku atau menumpahkan minuman padaku, tapi tentu dengan cara elegan sambil minta maaf segala. Namun justru sikap munafik itu yang membuatku merasa sangat muak. Mereka pada akhirnya selalu menertawakanku di belakang terang-terangan.

"Liliana, Jangan dengarkan kata-kata mereka. Aku yakin, kamu bisa naik jabatan begini karena kinerjamu sangat baik, aku sendiri yang tahu Bagaimana susahnya kamu selama ini menuruti semua perintah aneh dari Pak Andrian."

Risa yang menemaniku ke kamar mandi, mencoba untuk menghiburku, satu-satunya teman yang aku miliki di tempat mengerikan ini.

"Tentu saja, Aku tidak akan mendengarkan mereka mereka semua benar-benar tidak tahu apa-apa."

Dari pada membuat keributan, aku segera mengajak Risa ke kamar mandi yang lainnya.

"Liliana, sepertinya noda kopi di bajumu tidak hilang..."

Ah, alasan aku ke kamar mandi, karena ada salah satu karyawan yang 'tidak sengaja menabrak ku dan menumpahkan kopinya di bajuku. Ini padahal baju baru, bukan merk yang mahal, namun cukup rapi dan cocok untuk di pakai seorang Asisten.

Dan sekarang berkat noda kopi dan basah yang terlihat itu, membuatku tidak nyaman.

"Hah, sepertinya aku akan ganti baju saja."

"Apakah kamu membawa baju ganti?"

"Tentu saja tidak, tapi sepertinya ada seragam di lokerku."

"Eh? Maksudmu seragam itu? Ya jangan dong, Liliana..."

Aku melihat ekspresi kaget dan khawatir yang Risa miliki.

"Daripada memakai baju basah kan?"

"Tapi kan, apakah nanti kamu tidak akan kena marah?"

"Hari ini tidak ada jadwal di luar, dan hanya ada di kantor, jadi sepertinya tidak masalah."

"Tapi Liliana..."

Aku jelas melihat nada khawatir di wajah Risa, namun aku mencoba meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja.

Ini hanya masalah pakaian, toh ada hal lain yang harus aku pikirkan, hal lebih penting, yaitu masalah penyelidikan Jhonatan Raimon.

Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang