Bab 35: Rumit
Setelah pesawat mendarat, aku buru-buru membuka ponselku dan mengirimkan pesan tentang bagaimana aku akhirnya sampai pada Andrian, seperti janjiku sebelumnya, walaupun aku tidak begitu yakin Apakah dia benar-benar akan menjemputku atau tidak.
Namun yang mengejutkan begitu aku mengirim pesan itu tidak lama setelahnya, telepon masuk darinya.
'Tentu, aku akan menunggumu di Ruang Tunggu bagian Utara, dekat dengan dengan tempat parkir.'
Aku jelas begitu kaget ketika mendengar suara tenang itu. Jujur, aku tidak mengira dia benar-benar menjemputku.
Dia benar-benar datang!
Tapi bagaimana ini?
Apakah sekarang penampilanku berantakan setelah turun dari pesawat?
Karena perjalanan yang cukup jauh, jelas sekali penampilanku tidak nyaman sekarang aku tidak bisa bertemu Andrian seperti ini.
Aku perlu menata ulang make up ku di kamar mandi!!
Di saat perasaanku cemas, aku mulai mencoba menstabilkan emosiku untuk menjawab dan menyalurkan sedikit keterkejutanku karena dia benar-benar datang.
Namun begitu mendengar jawaban bahwa dia datang menjemputku sekedar formalitas takut Kakeknya akan curiga, entah kenapa aku kecewa.
Memang sudah aku duga, yang dia lakukan bukan untukku. Jadi aku buru-buru menghilangkan perasaan tidak nyaman itu dan akhirnya izin pergi ke kamar mandi.
Sampai di kamar mandi, aku buru-buru merapikan dandananku, yang untungnya tidak terlalu berantakan.
Tepat ketika aku melewati lorong saat keluar, mana tahu aku tidak sengaja bertemu dengan wajah familiar.
"Kak Arion?"
Ketika mendengar namanya di panggil, dia menoleh menunjukkan keterkejutannya lalu mulai menatapku dari bawah ke atas, seolah bingung, terutama ketika melihat wajahku ada sedikit keraguan disana.
Apakah Kak Arion tidak mengenaliku?
Aku tidak berubah sampai sedrastis itu kan?
"Ini Aku, Liliana."
"Hah? Liliana? Ini benar-benar kamu?"
Kak Arion masih menunjukkan ekspresi terkejutnya dan masih menunjukkan ekspresi terkejutnya ketika menatapku, seolah tidak percaya tentang apa yang dia lihat.
"Ya, tentu saja ini aku. Menurutmu siapa lagi?"
"Tapi, bagaimana bisa? Maksudku... Wajahmu..."
Dia sepertinya cukup ragu untuk bertanya, karena tidak ingin menyinggungku.
Untungnya aku sudah menyiapkan jawaban yang tepat dari jauh-jauh hari Jika ada yang bertanya.
"Aku baru saja melakukan Operasi Plastik setelah memenangkan undian."
"Ah, benar juga, kamu sempat bilang ingin membuat kejutan. Aku benar-benar tidak mengira, bahwa itu Operasi Plastik."
"Pffff, benar. Kakak terkejut kan?"
"Tentu saja aku sangat terkejut karena kamu berubah menjadi sosok yang sangat cantik, membuatku hampir tidak bisa mengenalimu."
Mendengar pujian yang tiba-tiba itu membuatku merasa malu.
Apakah aku benar-benar berubah secantik itu?
"Kakak bisa saja. Jadi apakah sebelumnya aku tidak cantik?"
Walaupun ini hanya pertanyaan lelucon karena jelas saja sebelum operasi wajahku terlihat buruk.
"Tentu saja bukan seperti itu. Kamu memang cantik dari sebelumnya, hanya saja kamu tambah cantik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomanceDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...