Kedatangan Andrian yang tiba-tiba itu tentu saja mengagetkanku.
Walaupun dia terlihat tersenyum, namun aku tahu pasti bahwa dia marah.
Lagi-lagi aku hanya bisa membuat dia malu.
"A--Aku tidak menunggu terlalu lama."
Setelah tersenyum dan menatapku, sekarang tata tanya beralih kepada Tante Mariana dan rombongannya.
"Ah, jadi kamu menikmati Pestanya juga. Apakah kamu sedang mengobrol dengan Tanteku? Aku lihat kalian terlihat asik, benar begitu Tante?"
Melihat kedatangan Andrian, sepertinya Tante Mariana mengerutkan keningnya tanda dia tidak menyukainya. Lalu, dari yang awalnya menertawakanku, dia mulai tersenyum dan berkata,
"Benar, kami hanya membicarakan Gaun yang di pakai Istrimu, tidakkah itu kurang sopan, memakai gaun seterbuka itu?"
Kata-katanya terdengar sopan namun ada sindiran yang jelas seolah mengatakan, 'Apakah Istrimu tidak tahu sopan santun? Apakah dia wanita murahan?'
Menyindir dengan sarkastik.
Aku tahu, gaunku sekarang menjadi terlalu terbuka sampai di atas lutut, tapi mau bagaimana lagi, dari pada memakai gaun yang robek.
"Istriku baik-baik saja. Aku tidak merasa ada yang salah dengan kaum yang dia perkenalkan Bukankah masih banyak gadis-gadis muda yang memakai hal seperti ini?"
"Tapikan dia sudah bukan seorang 'gadis', lagi, namun sudah menjadi 'Istri' seseorang."
"Tidak apa-apa, aku selalu memberikan Istriku kebebasan, apapun yang dia kenakan, aku menghargainya...."
Kata-katanya terdengar romantis sepintas membuat beberapa orang berbisik dan terlihat kagum. Sosoknya benar-benar seperti seorang suami yang sangat mencintai istrinya.
Akting Andrian sungguh bagus, namun aku masih tidak bisa mengikutinya.
"Benar bukan sayang?"
Melihat Andrian kembali menatapku aku hanya mengangguk masih sambil menunduk, aku masih tidak memiliki rasa percaya diri.
Dia marah kan?
"Be--Benar..."
"Ah, kamu bilang cukup lelah bagaimana jika kita ke ruang Istirahat dulu, aku akan menemanimu. Pasti tidak nyaman sendirian di ruangan yang besar ini."
"Iya."
"Tante, kalau begitu kami permisi dulu."
Dengan itu, Andrian segera menarik tanganku mulai melarikan diri dari Ballroom Hotel, dan membawaku ke ruang Istirahat yang lebih sepi, segera dia melepaskan tangannya dan ekspresi yang tadi terlihat ramah sekarang berubah menjadi ekspresi dingin penuh amarah.
"Apa-apaan sih dengan Gaunmu itu? Aku pikir Gaunmu tidak seperti itu tadi!"
"Ada beberapa hal terjadi membuat Gaunku robek jadi..."
"Siapa yang melakukannya?"
"I--Ini hanya kecelakaan tidak terduga dan tersangkut saat ke kamar mandi."
"Liliana, Kenapa sih kamu seperti ini? Harusnya kamu jangan pasrah begitu, aku tahu pasti akan yang sengaja merusak Gaunmu, namun kamu bahkan hanya diam saja!"
"Ini tidak seperti itu...."
"Lalu, tadi ketika Tante Mariana menghinamu kenapa kamu juga diam saja?"
Mendengar pertanyaan itu lagi-lagi aku hanya diam.
"Sekarang kamu diam lagi?"
Andrian yang marah segera mencekram bahuku, membuatku yang awalnya menunduk agar menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomanceDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...