Hari itu, ketika melihat semua orang berkumpul di depan gudang dan melihatku dan Andrian berpelukan, aku merasa sangat malu sekaligus kaget.
"Ti--Tidak!! Ini tidak seperti yang kalian kira!"
Aku buru-buru mendorong Andrian menjauh tidak ingin orang-orang menjadi salah paham.
"Liliana, kami masih mau mengelak? Sudah jelas-jelas, kami melihat sendiri kalian bersama seperti itu."
"Benar sekali, memang butuh bukti apa lagi?"
"Iya, kamu memang bisa mengelak namun hal yang kami lihat sudah sangat jelas."
"Benar, dasar Liliana munafik."
Sayangnya, orang-orang tidak mendengarkan kata-kataku, membuatku menjadi semakin cemas.
"Di--Dia ingin melecehkan ku disini!!"
Ketika semakin panik, aku tanpa sadar mengeluarkan omong kosong yang tiba-tiba saja terbesit di pikiranku.
"Apa maksudmu, Liliana?"
Ekspresi terkejut Andrian ketika dia mendengar tuduhanku tiba-tiba.
"Di--Dia mencoba melecehkanku! Dia pasti dendam padaku! Kalau tidak bagaimana bisa dia mengajakku ke tempat ini!!"
Itu adalah awalnya, awal dari kebohongan buruk yang aku buat yang menjadi awal dari sebuah tragedi.
Hari itu, orang-orang yang mendengar kata-kataku tentu saja langsung percaya dan menuduh Andrian, terutama para anak laki-laki yang langsung memukulinya.
"Liliana, kamu tidak apa-apa? Kamu pasti takut, mari kita segera pergi dari sini."
Aku hanya menunduk ketika melihat teman-temanku mulai datang.
Ketika aku pergi, aku bisa melihat tatapan mata Andrian yang saat ini menatap marah kepadaku.
Tatapan merasa di khianati...
Aku cukup terguncang juga.
Namun tidak apa-apa, setidaknya sekarang aku tidak akan di tuduh hal-hal memalukan!!
Mungkin karena aku takut dengan perasaanku sendiri saat itu aku bahkan sempat melupakan kenyataan yang sebenarnya...
Aku pikir, hal-hal itu hanya selesai sampai sana.
Aku tidak mengira, keesokan harinya, aku di panggil ke kantor bersama orang tuaku untuk mengurus hal ini.
Rapat Dewan Sekolah, untuk menghukum Andrian.
"Liliana, tolong katakan yang sebenarnya. Aku kesana tidak pernah berniat melecehkanmu! Kamu juga tau kan! Aku hanya mencoba menolongmu!!"
"Kamu jangan mencoba membuat takut Putirku! Dasar siswa kurang ajar! Pak Kepala sekolah, bagaimana bisa Bapak memasukan siswa tidak bermartabat seperti itu ke sekolah ini?"
Ayahku yang datang jelas membelaku, aku juga jadi binggung harus bagaimana.
"Liliana, kamu tidak usah takut, kamu harus mengatakan yang sebenarnya oke?"
Salah satu temanku yang menemaniku menatapku, mencoba untuk menghiburku, salah satu yang melihat kejadian kemarin. Dia lalu memberikan kesaksian bahkan sebelum aku sempat berkata apa-apa.
"Putraku tidak akan pernah melakukan hal-hal tercela seperti itu!"
Ibu Andrian adalah satu-satunya orang yang percaya pada Andrian kala itu.
Namun, keputusan kepala sekolah sudah bulat.
"Beasiswa Andrian di cabut, dan dia akan di skorsing selama beberapa hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomanceDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...