Ketika aku membaca pesan itu, ada rasa frustasi yang muncul. Aku benar-benar tidak mengira sepupu Andrian itu sangat menyebalkan sampai mengirimkan fotoku padanya, apakah itu bahkan sampai di kirim ke grub keluarga?
Astaga...
Tepat ketika aku sedang tenggelam dalam pikiranku, teleponku segera berbunyi, jelas dari Andrian.
"Ya, Pak..."
'Kamu segera ganti baju! Apa-apaan masih memakai pakaian itu!'
"Ba--Baik Pak, Saya sekarang sudah ganti baju saya juga tidak tahu kenapa Sepupu anda sampai memfoto saya ketika tadi tidak sengaja bertemu."
'Lain kali kamu Jangan bersikap ceroboh dan membuatku malu seperti itu. Dan apa yang dia katakan padamu?'
Aku ragu ketika ditanya, tidak mungkin kan aku harus mengulangi kata-kata Vincent?
"Dia tidak mengatakan apa-apa."
'Jangan bohong.'
"Mungkin seperti yang anda tebak, dia adalah sepupu anda, jadi apa yang Mungkin dia katakan harusnya anda sudah tahu."
Ada jeda sebentar sebelum Andrian kembali berbicara.
'Jangan dekat-dekat dengan orang itu.'
"Tentu saja, saya pastikan akan segera menjauh jika berpapasan dengannya."
Sekali lagi ada jeda panjang di sana.
'Dan hal-hal yang ada di kantor...'
"Tentang apa?"
'Apakah mereka masih memperlakukanmu seperti itu?'
Aku terkejut dengan pertanyaan itu apakah ini berkaitan dengan kejadian siang tadi?
"Kamu khawati?"
Aku tidak tahu, Kenapa hal semacam itu tiba-tiba saja terbesit dalam pikiranku.
'Jangan bicara omong kosong! Aku hanya menegaskan, bahwa sekarang kamu Istriku, jadi bersikaplah yang layak jangan sampai membuatku malu! Sembunyikan penampilanmu yang memalukan itu!'
Aku merasa sedikit kesal ketika mendengarnya. Andrian makin kesini, semakin memikirkan tentang gengsinya sendiri. Benar-benar jadi seseorang yang sangat berbeda dari Andrian yang aku kenal dulu.
Karena aku merasa kesal dan muak melihat bagaimana dia memperlakukanku sama seperti orang lain, aku segera menutup telepon.
Aku kira di antara semua orang, dia tidak akan memperlakukanku berbeda, walaupun dia memang sedikit kasar, namun ternyata dia tetap merasa jijik ketika menatap ke arah wajah dan penampilanku.
Dia sama seperti semua orang.
Rasanya cukup frustasi ketika memikirkan semua ini.
"Apa sih yang aku harapkan?"
Ketika tahu Andrian akan menikah dengan wanita lain, aku menagis.
Namun ketika aku menikah dengannya tiba-tiba seperti ini, hal ini juga tidak membuatku bahagia....
Aku sendiri juga tidak mengerti tentang perasaanku sendiri namun semua ini benar-benar membuatku kesal.
Ketika aku tenggelam dalam pikiranku ponselku terus berbunyi.
"Apalagi sih maunya?"
Namun aku membiarkannya dan memilih mematikan telepon.
Aku sekarang sedang tidak ingin berbicara dengannya. Lagipula nanti dia juga menyerah, dia hanya menelponnya karena ingin marah-marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomanceDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...