Melihat keadaanku yang sekarang ini, aku bisa mendengar orang-orang yang melihat kami saat ini sedang menertawakanku seolah menikmati pertunjukan yang baru saja mereka lihat.
Aku selalu tahu bahwa orang-orang selalu menahan diri untuk tidak memperlakukanku dengan kasar, dan sepertinya mereka sudah tidak tahan lagi.
Aku masih tidak mengerti kenapa orang-orang selalu saja memperlakukanku sampai seperti ini.
Sebenarnya dari mana salahku?
Aku hanya bisa menunduk sambil menahan semua perasaan yang aku miliki. Perasaan putus asa dan kesedihan.
Ini bukan pertama kalinya bahkan untuk hari ini.
Namun tiba-tiba saja hal mengejutkanku terjadi.
"Kamu baik-baik saja?"
Tiba-tiba, Kartika menuduk dan terlihat akan membantuku berdiri.
Aku hanya melihatnya dengan ekspresi heran, sebenarnya apa lagi rencananya?
"Apakah kamu bisa berdiri? Aku akan membantumu..."
Tangannya mulai memegang tanganku, seolah-olah benar-benar ingin membantuku keluar dari situasi ini. Mungkin karena refleks aku menepis tangannya.
Sepintas, aku bisa melihat ekspresinya yang kesal namun dia masih mencoba untuk menarik tanganku dengan paksa, dan membantuku berdiri.
Sebenarnya apa-apaan sih dia??
"Aku tidak tahu jika orang-orang memperlakukanmu seperti ini..."
Hah?
Aku heran, namun mungkin orang-orang yang ada disana juga heran. Orang-orang mulai melihat sekeliling dengan binggung, begitu pula denganku.
Dan baru disanalah aku menyadarinya, ternyata ada Andrian di ujung lorong yang sepertinya baru saja akan lewat.
Ah....
Dia melihatnya lagi?
Keadaanku yang menyedihkan?
Tatapan mata kami sepintas bertemu namun aku segera buru-buru menundukkan kepalaku tidak berani untuk menatapnya.
"Aku akan membantumu ke kamar mandi."
Aku masih bisa melihat akting Kartika yang begitu baik, namun aku buru-buru menepis tangannya, aku benci tidakkan munafiknya itu.
"Aku tidak apa-apa."
Melihat penolakanku, aku sepintas melihat Kartika mencekam tanganku lebih keras, kuku-kukunya mulai mengenai kulitku.
Lalu dia berbisik padaku,
"Dasar sombong dan tidak tahu diri! Kamu yang menyedihkan seperti ini, tidak hanya tidak layak jadi Asisten Andrian apalagi menjadi Istrinya!! Kamu benar-benar sangat tidak layak!!"
Kata-kata itu baru saja memukul ketempat yang tepat.
Namun aku tidak memiliki waktu untuk merespon kata-katanya, orang-orang yang berada di sekitar kami juga segera pergi dan melarikan diri seolah baru saja melihat hantu.
Aku sendiri juga buru-buru pergi kembali ke kamar mandi, untuk membereskan penampilanku yang berantakan. Dan lagi, aku tidak ingin bertemu Andrian dalam keadaan seperti ini.
Dia pasti akan marah-marah lagi padaku, bilang bahwa aku ini sangat menyedihkan.
Entah kenapa dari semua orang Aku paling tidak ingin melihat dia menatapku saat aku terlihat menyedihkan, rasanya akan sangat memalukan.
"Hah lagi-lagi...."
Aku mencoba berhenti memikirkan hal-hal yang tidak berguna dan sekarang menatap tampilanku di cermin yang terlihat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria Yang Pernah Aku Bully
RomanceDuniaku terasa jungkir balik dalam semalam, sejak keluargaku bangkrut dan ayahku meninggal. Kami di usir dari rumah, harus tinggal di sebuah kontrakan kecil, dan masih harus membayar hutang-hutangnya tersisa. Teman-temanku di sekolah yang dulu dekat...