45. Sembuhnya Galang Karena Semesta

35 20 2
                                    

Galang dan Semesta kini tengah santai didalam kamar mereka. Selesai makan berdua tadi, mereka berdua memutuskan untuk menghabiskan waktunya bersama.

"Lang, gue mau cerita." cicit Semesta berucap membuat Galang mendekatkan tubuhnya mepet kepada sang istri.

"Ini tentang penusukan gue waktu di rumah tua itu." sambung nya kembali berbicara.

Galang hanya terdiam mendengarkan dengan seksama apa yang istrinya ucapkan. "Asya cerita apa pas kasih penjelasan waktu itu sama lo?" tanya nya menatap mata sang empu dalam.

"Yang menusuk kamu dan membuat kamu seperti itu adalah sabahat kamu sendiri." jawab nya apa adanya.

"Nah, gue mau cerita apa yang buat sahabat gue kayak gitu." cicit nya memberitahu.

"Jadi dia nusuk gue karena disuruh sama Asyara," ujar nya membuat Galang memberikannya tatapan tak paham.

"Asyara yang nyuruh sahabat gue buat nusuk gue, dan setelah itu dia seakan-akan jadi penyelamat dan orang yang menjadi saksi." cecar nya lebih jelas.

Galang melihat Semesta nanar, ia tak bisa berkata-kata lagi. "Lo percaya sama kejelasan yang gw kasih kan?" tanya Semesta ingin tahu.

Sang empu hanya menganggukkan kepalanya sekali. "Untuk apa dia seperti itu?" ucap nya penasaran.

"Dia nggak suka sama kita, pengen ngehancurin hubungan persahabatan gue sama Adel, dengan cara membuat Adel menjadi seorang penghianat." jawab Semesta menyakinkan sang empu.

"Nama sahabat kamu Adel?" tanya Galang mendapatkan anggukan Semesta membenarkan.

"Lalu hubungan kamu dengan Adel apa baik-baik saja?" sambungnya bertanya kembali.

"Udah baikan, tapi sebelum gue tau fakta ini, gue sempet kecewa sama dia, dan mulai ngejauhin Adelina." cicit nya menjelaskan.

"Sekarang gw mau tanya, Asyara itu sebenernya emang dari dulu sifatnya jahat sama orang atau cuma pas udah dewasa aja?" ucap Semesta membuat Galang menghela nafasnya berat.

"Memang anak itu sifatnya sudah dari dulu seperti itu, namun tak separah sekarang. jawab nya memberitahu.

"Kenapa dia bisa jadi gitu? Gue liat dari matanya yang paling dalam, kayak nya dia gadis yang baik." cecar Semesta tak paham.

"Mungkin karena sedari kecil sudah ditinggal oleh sang mama." sahut Galang masuk akal dan dibenarkan sang empu.

"Lang," panggil nya tiba-tiba dengan penuturan yang lembut.

Galang menatap sang empu curiga. "Kalo gue minta sesuatu sama lo, boleh nggak?" tanya nya sambil tersenyum manis.

"Kamu ingin meminta apa dari saya?" heran nya membuat Semesta kini malu-malu kucing.

"Bilang aja boleh apa enggak?" sahut nya ingin memastikan terlebih dahulu.

"Iya," jawab Galang mengangguk tak masalah.

"Tapi kalo gue mintanya yang harganya selangit gimana? Tetep lo bolehin?" cicit Semesta sambil memberikan tatapan polos kepada suaminya.

Galang menggaruk kepala belakangnya tak gatal ketika melihat sikap sang empu yang seperti ini.

"Kamu mau minta apa Semesta? Kamu bisa langsung memintanya kepada saya." sahut nya menggenggam kedua tangan sang empu lembut.

Semesta melepaskan genggaman tangan suaminya. Ia mengalihkan pangannya kearah lain. "Gue pikir-pikir nih ya, kita kan udah nikah, tapi masih aja ngikut sama orang tua. Kan nggak enak tuh, jadi berasa kayak-"

"Mau rumah hm? Nanti kita pindah ke rumah sendiri." sahut Galang memotong ucapan sang empu langsung, ia sudah tau apa yang diinginkan istrinya itu.

"Emangnya lo udah punya rumah sendiri?" tanya Semesta heran.

DUNIA SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang