Kini mereka berdua sedang santai diruang keluarganya, sedangkan Semesta sendiri tak bisa santai karena adanya Arga bersama mereka.
Ternyata Galang menghubungi sahabatnya itu untuk datang mengunjungi rumah baru mereka.
Drrttt!
Semesta membuka handphonenya, ia melihat pengirim misterius itu mengirimkannya lagi pesan.
Dengan cepat ia membukanya, Semesta menelan saliva nya kesusahan karena telah mengetahui isi pesan itu.
Ternyata orang misterius itu telah mengetahui rumah barunya. Dia baru saja mengirimkan pesan itu kepadanya.
"Menurut kamu siapa orang misterius itu Arga?" tanya Galang yang sedari tadi hanya mengajak mengobrol sang empu.
Arga memasukkan handphone nya kedalam saku. "Gue juga bingung, mungkin aja yang meneror Semesta itu punya dendam." jawab nya menebak-nebak.
"Dia juga baru aja ngirim pesan ke gue! Katanya dia tau rumah baru yang kita tinggali sekarang!" sahut Semesta ikut nimbrung.
"Kok dia bisa tau? Berarti sekarang dia ada disekitar sini dong?" heran Arga tak mengerti.
"Bisa jadi, kita aja baru pindah. Gimana dia bisa langsung tau keberadaan kita sih?!" geram Semesta berucap kesal.
"Kalian hati-hati aja kalo belum tau pelakunya, bisa bahayain keselamatan kalian kalo masalah teror kayak gini." cecar Arga memberitahu.
"Tadi pagi saja Semesta mendapatkan kiriman bangkai kucing." cicit Galang menanggapi.
"Iya, gue pecinta kucing, jadi nggak tega liat kucingnya udah kayak gitu bentukannya." sambung Semesta membenarkan.
"Iya pesan gue lebih hati-hati aja." ucap Arga diangguki mereka berdua paham.
"Emangnya kalian nggak tau gitu pelakunya siapa?" heran nya bertanya-tanya.
"Gue udah tau!" jawab Semesta cepat.
Galang menatapnya bingung, sementara Arga menautkan kedua alisnya penasaran. "Dia mantan pacar gue!" ucap nya dengan nada tegas.
Arga mendelik kan matanya terkejut, Galang sendiri mengangkat alisnya satu keatas. "Dia yang gue kira udah mati ternyata masih hidup! Dia balik buat teror gue!"
"Ngapain dia teror lo? Kan udah nggak punya hubungan?" tanya Arga ingin tahu.
"Mungkin dia emang ada rasa dendam sama gue karena putus waktu itu dan nggak bisa nuntasin nafsunya ke gue saat mau perkosa tapi gagal gara-gara ada bang Alam dkk." cecar Semesta memberikan penjelasan.
Arga yang mendengar pun meneguk saliva nya beberapa kali, keringatnya bercucuran keluar setelah Semesta berucap. "Ini kenapa panas banget sumpah?! Tenggorokan gue kering!" sungutnya membuat Semesta menatap nya tajam.
"Kalo mau minum ya ambil sendiri!" sahutnya bodo amat, ia sudah malas beranjak dari tempatnya.
"Bentar gue mau balas pesan orang itu dulu." cicit Semesta mulai fokus kepada ponselnya.
Drttt!
"Eh, sinyal disini jelek banget! Nggak ada sedia wifi gitu?" ucap Arga melihat handphone nya yang bergetar.
"Uidih! Siapa tuh yang chat? Gebetan lo ya?" ujar Semesta ketika selesai mengirim pesan kepada orang misterius itu.
"Apaan! Ini pesan dari Adel nih!" sangut nya menyahuti.
"Lah udah punya nomornya lo?! Garcep banget langsung sat-set!" goda Semesta tersenyum jahil.
"Yaudah bales tuh pesan dari Adel, malah di pantengin doang, gimana sih!" kesal Semesta menatapnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Teen FictionJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...