Semesta menatap Galang nyalang, dengan cepat ia merebut kembali sendok yang tengah dipegang sang empu.
"Makan pake sendok lo sendiri!!" tegas nya menunjuk satu sendok yang tergeletak di atas meja.
"Jadi kamu mau pakai sendok bekas saya?" goda nya menaik turunkan alis nya sambil tersenyum miring.
"Yasudah nih lo pakai sendok ini aja! Gue pakai sendok baru!" ujar nya memberikan sendok yang berada ditangan nya kepada Galang.
"Tapi ini juga bekas mulut mu, kamu rela saya menggunakannya kembali?" tanya Galang membuat Semesta dilanda kebingungan.
"Ah ribet! Siniin kedua sendok nya!" ucap nya kesal merebut semua sendok ditangan Galang.
"Ini sendok yang udah ke pake nggak usah di gunaiin lagi! Yang baru buat gue! Lo ambil sendok lagi di dapur!" cecar Semesta membuat sang empu menggelengkan kepalanya pelan.
Galang pergi mengambil sendok baru untuk nya, didalam hati ia sangat puas karena berhasil mengerjai Semesta hingga membuatnya kesal kepadanya.
Semesta memakan nasi goreng itu tanpa menunggu Galang, meskipun rasa nya pedas, menurutnya ini sangat enak dinikmati.
Galang datang dengan sendok di tangan nya, saat ingin duduk, pergerakan nya terhenti karena Semesta.
"Lang, ambilin minum dong, gue kepedesan nih!" ucap nya berpinta membuat sang empu tak jadi duduk disebelahnya.
Dengan sabar Galang menuruti permintaan gadis itu, ia sampai dengan segelas air putih di tangan kanannya, semesta tangan kiri masih memegang sendok nya sendiri.
Semesta tersenyum tipis melihat wajah Galang yang nampak sebal dengan nya. "Gue udah," ucap Semesta meletakan sendoknya diatas piring.
Galang mengernyit heran menatap Semesta bingung. "Itu belum kamu habiskan, kenapa bilang sudah?" tanya nya tak paham.
"Udah kenyang, nggak habis jadinya." cicit nya menjawab dengan wajah polosnya tanpa dosa.
"Habiskan terlebih dahulu," ucap nya mengambil suapan kepada Semesta.
Semesta menolak suapan itu, ia menyingkirkan tangan Galang yang berniat menyuapinya. "Nggak mau, lo ajak yang habisin." tolak nya menggeleng.
"Kenapa? Kamu tidak suka?" sahut Galang menatap Semesta lekat.
"Bukan nggak suka, cuma udah kenyang aja, makanya nggak mau lanjut." ujar Semesta memberitahu.
"Kamu hanya memakan beberapa suap saja, tidak mungkin kamu sudah kenyang Semesta," sambung Galang tak percaya.
"Jangan mikirin gue, udah sana dimakan, lo aja belum masukin suapan kedalam mulut lo." cecar nya mengambil sendok nya menyendokkannya ke nasi goreng lalu ia arah kan kepada Galang.
"Gue suapin, dari pada nggak ngapa-ngapain kan." cicit nya membuat Galang langsung membuka mulut nya lebar.
"Kamu tahu tidak-"
"Nggak, kan belum dikasih tau." potong Semesta menyahut.
"Saya belum selesai berbicara, Semesta. ujar Galang malas.
"Yaudah lanjutin," ucap Semesta tanpa rasa bersalah, ia berhenti menyuapkan nasi goreng kedalam mulut Galang untuk memberinya ruang berbicara.
"Rasanya jika makan dengan suapan sendiri itu biasa saja, tapi jika kamu menyuapi saya, rasa nya entah kenapa menjadi luar biasa." cecar Galang membuat Semesta menganga mendengarnya.
"Sumpah apaan dah, kesambet apa sih lo sampai jadi gini!" sungut nya tak habis pikir.
"Belajar dimana gombal kek gini?" sambung Semesta bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Novela JuvenilJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...