40. Semesta Yang Berbeda

57 23 11
                                    

Semesta keluar dari dalam kamar mandi, tubuhnya tak terasa lengket lagi.

"SIALAN!!" kaget nya berteriak ketika melihat Galang berada dibalik pintu kamar mandi.

Semesta memegang dadanya yang berdegup kencang. "Saya sama sekali tak mengagetkan mu, mengapa kamu sangat terkejut seperti itu?" heran Galang bertanya tanpa rasa bersalah.

"Tak mengagetkan kata mu? Wajah mu saja nampak seperti setan!" sungut nya kesal, ia melewati Galang begitu saja.

"Hei jangan membuat saya kebingungan, kenapa dengan mu?" ucap Galang mengikuti langkah istrinya.

"Kenapa dengan ku? Nampak tak kenapa-napa seperti yang kau lihat sekarang." cecar nya menjawab dengan santai.

"Sikap mu terlihat berbeda." cicit Galang menyahuti.

"Apa sekarang jika sikap ku berbeda kamu tak mau menerimaku lagi?" tanya Semesta menatap sang empu sayu.

"Bukan seperti itu maksud saya, biasanya jika pagi-pagi kamu sudah mereog, tapi sekarang kamu terlihat lebih kalem dari biasanya." jelas nya berucap.

"Maka sekarang aku akan terbiasa menjadi gadis yang pendiam dan tak banyak gaya seperti biasanya, jadi kamu harus mencoba terbiasa dengan sikap baru ku ini." cicit Semesta menyahuti.

"Mengapa kamu merubah sikap mu?" tanya Galang penasaran.

"Bosan." jawab Semesta dengan entengnya tanpa beban.

"Hanya itu?" ucap nya tak habis pikir.

"Aku sudah lelah dengan semua ini, suatu hari nanti jika aku sudah tak lelah dan tak bosan, maka aku akan kembali dengan sikap awal ku waktu bertemu denganmu." terang nya menjelaskan.

"Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?" tanya Galang memastikan.

"Mungkin memang benar, aku sudah kehilangan akal sehatku, sekarang akal ku menjadi sakit. Tak sehat seperti dulu, sepertinya akal ku perlu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa ke dokter." cecar nya menyahuti membuat Galang menggaruk rambut nya tak gatal.

"Apa kamu menjadi seperti ini karena kemarin aku lebih mementingkan urusan pekerjaan dibandingkan kamu?" tanya Galang kembali.

"Untuk apa aku bersikap seperti ini hanya karena alasan itu, semua sama sekali tak ada manfaat nya dan tak berguna untuk ku sendiri." sahut Semesta duduk di sofa.

Galang tetap berdiri menatap istrinya menelisik. "Hei, kamu sudah selesai datang bulan bukan?" ucap nya mendapatkan anggukan kepala dari sang empu.

"Lantas mengapa kamu berbeda?" heran nya masih dibuat penasaran.

"Hei, bukankah kamu ingin ke kantor? Sekarang pergilah untuk mandi!" sungut Semesta kesal.

"Oh bagus lah jika kamu masih bisa kesal dengan saya, berarti sikap kamu tak berubah total." cicit nya pergi masuk kedalam kamar mandi.

Semesta menatap sang empu nyalang. "Aneh, mengapa bisa kau jatuh cinta dengannya Semesta? Pria itu sedikit lain dari pria lainnya." monolog nya menggeleng pelan.

Ia keluar dari dalam kamar, kakinya ia langkahkan menuruni tangga. "Aku mulai rindu untuk kembali bersekolah." gumam nya berucap.

"Kapan aku bisa sekolah lagi? Aku ingin bertemu dengan Adel secepatnya, ingin sekali meminta penjelasan darinya." ucap nya sambil menatap sekeliling rumah yang nampak terlihat sepi.

"Apa orang rumah sedang pergi?" heran nya menggaruk lehernya yang gatal.

"Ah lapar sekali, apa perlu aku harus memasak?" monolog nya berpikir.

DUNIA SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang