Semesta merebahkan tubuhnya diranjang empuk kamarnya. Ia sudah pulang dari sekolah, sekarang pukul 16.23 namun Galang masih saya tak mengabarinya.
"Ck! Ini kenapa sih?! Galang kemana? Masa udah sore gini belum pulang!" sungutnya kesal, Semesta menenggakkan tubuhnya terduduk.
"Berharap apa gue sama Galang!" ujar nya langsung menghubungi nomor sang suami tanpa ragu.
Ia khawatir terjadi apa-apa dengan suaminya karena tak ada kabar. "Halo!?"
"Kenapa?" tanya dari sebrang sana dengan suara serak seperti habis menangis. Dahi Semesta berkerut keheranan.
"Lo dimana? Kenapa nggak pulang-pulang? Gue khawatir sama lo." tanya Semesta beruntun membuang Galang menjauh dari tempat awalnya.
"Saya ada dipemakaman, om Alard meninggal," ucap Galang memberitahu.
"Hah?! Kok mendadak?! Kenapa bisa!" kaget nya dengan ekspresi terkejut yang dibuat berlebihan.
"Saya tidak tahu, semalam saya mendapatkan panggilan dari kepolisian, katanya om Alard menjadi korban pembunuhan yang sedang marak terjadi." cecar nya membuat Semesta hanya terdiam.
Ia malas menanggapi, lagi pula Alard hanya seperti itu. "Ada siapa aja disana?" tanya Semesta penasaran.
"Ada saya, Aluna, papa dan mama lalu om Nando." jawab Galang apa adanya.
"Hm, kenapa nggak kasih tau gue soal ini? Kan gue juga bisa ikut ngelayat bareng lo." cicitnya tak habis pikir.
"Saya tidak sempat menghubungimu Semesta, saya tak memegang handphone waktu itu."
Nafas Semesta berumbus kasar. "Oke, habis ini lo bakalan pulang kan?" sahut Semesta ingin tahu.
Galang menggeleng. "Saya masih ada pekerjaan di kantor, pekerjaan saya yang masih tersisa harus tertunda karena kabar duka ini." tuturnya membuat Semesta mengerti.
Semesta langsung mematikan handphonenya, ia tidak bisa mengajak suaminya itu untuk datang ke hari ulangan tahun sahabatnya nanti.
Semesta dan Galang waktu ke mall juga sudah membeli kue ulang tahun untuk Adel, ia malas jika harus membeli di malam harinya.
Sore ini ia akan pergi kerumah Adel untuk merayakan hari spesial sahabatnya itu, sekalian menginap dan tepat pukul 00.00 ia akan bersorak gembira atas bertambahnya umur Adelina.
Ia langsung bersiap-siap untuk pergi, hingga membutuhkan waktu sekitaran tiga puluh menit untuk selesai.
Semesta keluar dari rumah menggunakan mobil, tak lupa ia juga sudah membawa hadiah dan kue bersamanya.
Sampai dimana ia sampai dirumah Adel, tanpa permisi terlebih dahulu Semesta langsung masuk kedalam dan menaruh kue didalam kulkas serta hadiah nya ia letakan disekitaran sana tanpa sepengetahuan pemilik rumah itu sendiri.
Semesta naik kelantai atas, sepertinya Adel ada didalam kamar karena ia tak melihat dibawah. Ia membuka pintu kamar, yang pertama kali Semesta lihat adalah sahabatnya yang sedang menatap layar televisi dengan serius.
"Uih, ngapain hayooo!!" ucap Semesta membuat Adel terperanjat karena kaget akan kedatangannya yang tiba-tiba muncul.
Adel berdecak kesal, menatap Semesta dari atas sampai bawah. "Ngagetin aja! Pintu masuk rumah gue kunci kenapa bisa masuk?!" heran Adel kebingungan.
Semesta masuk kedalam kamar, ia duduk disamping sang empu. "Lo lupa, kalo ngasih gue kunci cadangan rumah lo biar kalo dateng langsung masuk aja, huh?" jawab nya mendapatkan anggukan pelan Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Roman pour AdolescentsJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...