Pagi harinya Semesta keluar dari rumah sakit, kondisinya sudah stabil dan boleh dipulangkan. Sejak semalam ia tak mau berbicara dengan Galang, Semesta masih marah dan dendam dengan pria itu.
Sementara Galang terus saja mengajak nya bicara, bahkan hingga membujuknya terus-menerus agar ia tak merah padanya lagi.
Usaha Galang terbuang sia-sia, sang empu tak kunjung memaafkannya, terlihat dari wajahnya nampak masih kesal.
"Semesta, ayo ke butik cari gaun pengantin," ajak Anita setelah sampai di rumah.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih mah, kan bisa langsung jalan ke butik kalo gitu," cicit Sandi tak habis pikir.
"Baru kepikiran sekarang pah, yaudah ayo sayang," tarik Anita menggandeng Semesta pergi.
"Galang kamu juga ikut kita!" ucap Anita membuat sang empu mengekori kemana wanita itu pergi.
"Lah gue ditinggal di rumah sendiri?!" ucap Sandi menunjuk dirinya sendiri sambil bermonolog.
Beberapa menit menyusul, mereka bertiga sampai di sebuah butik yang terkenal diantara butik-butik yang lain.
Butik itu sendiri adalah punya dari keluarga Adiptama, jelas lah jika butik itu terkenal dimana-mana.
Pengelola nya pun Anita sendiri, tak jarang ia pergi untuk mengurus perkembangan butiknya. "Kamu mau yang mana?" tanya Anita menatap Semesta dengan tersenyum lebar.
"Yang mana aja yang penting pake baju." jawab nya nyeleneh membuat mereka berdua hanya bisa menggelengkan kepala nya pelan.
"Kalo yang ini gimana? Kayak nya cocok buat kamu." pilih Anita mengambil satu gaun berwarna kuning keemasan dengan punggung terbuka setengah.
"Tidak, itu terlalu terbuka untuk nya," tolak Galang menimpali.
"Benar juga, lebih baik yang tertutup saja." cicit Anita mengangguk setuju.
"Nah! Ini sepertinya bagus." ucap nya mengambil gaun berwarna ungu berkilau.
"Nggak, ungu itu warna janda, Esta nggak mau." jawab sang empu menolak tak suka.
"Bagaimana dengan yang ini?" tanya Galang mengambil satu gaun berwarna coklat muda keemasan, menurutnya terlihat anggun.
Semesta menatap mengamati pilihan Galang, sepertinya itu cocok untuknya. "Boleh, simpan saja dulu." angguk nya setuju.
"Ini tak kalah bagus nya," sahut Anita membawakan gaun berwarna abu-abu untuk diperlihatkan kepada Semesta.
"Ini juga bagus." sambung Galang menunjukkan gaun berwarna putih kehadapan sang empu.
Semesta dibuat bingung dengan keadaan sekarang, semua yang dipilihkan mereka tampak indah dan cocok untuknya.
"Ayo Semesta, mau pilih yang mana?" tanya Anita menatap sang empu yang terlihat tengah kebingungan.
"Em, Esta pilih yang warna putih sama coklat emas aja deh" ucap nya menentukan pilihannya.
"Baiklah, untuk baju nya Galang nanti tinggal ngikut, soalnya semua gaun pernikahan ada pasangannya sendiri," cicit Anita diangguki mereka berdua paham.
"Sekarang kita pulang, nanti biar di urus karyawan mama." ujar nya keluar dari butik diikuti mereka.
"Pernikahan kalian besok lusa," ucap Anita didalam mobil.
Semesta melirik Galang, ia ingin tau bagaimana reaksi pria itu, namun yang ia lihat hanya wajah datar dengan tatapan tajam.
"Ini orang kenapa sih! Kok malah jadi patung dadakan!" batin Semesta keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
أدب المراهقينJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...