Hingga sore kedua pasangan suami istri itu belum juga terbangun. Entah apa yang membuat mereka yang kunjung membuka matanya.
Drrttt!!
Getar suara handphone berbunyi. Semesta mulai membuka matanya dengan berat hati.
Ia ingin mengangkat kakinya keatas namun tak bisa, Semesta melihat Galang masih dengan posisi yang sama seperti diawal.
Kakinya terasa pegal dan kesemutan. "Lang, ini kepala lo gue pindahin ya, sakit nih kaki gue buat bantalan kepala lo." cicit nya bermonolog.
Ia langsung saja mengambil bantal yang ada disamping nya. Semesta mengangkat kepala sang suami dengan sangat hati-hati agar tak membuatnya terbangun dan terganggu oleh nya.
"Huft, akhirnya." ucapnya menghela nafasnya lega.
Semesta beranjak dari atas ranjang, ia berjalan keluar kamar. "Aduh sumpah kaki gue sakit banget, mana kepala tiba-tiba pusing lagi!" sungutnya kesal sendiri.
"Lagian salah lo sendiri sih Semesta! Tidur kok duduk!" sambungnya menggelengkan kepalanya pelan.
Semesta sendiri berjalan menuruni tangga untuk menuju lantai bawah. Perutnya terasa sangat lapar dan minta diisi suatu makanan yang enak.
Ting Tung! Ting Tung!
Bunyi bel ditekan membuat langkahnya terhenti seketika, dengan segera ia menghampiri pintu utama untuk melihat siapa yang datang.
Ceklek!
"Maaf mengganggu, ini dapat paket dari seseorang." ucap kurir memberikan kardus sedang dan Semesta menerimanya.
Ia mengambil alih boks itu. "Ini apa ya bang? Kok kayak berat gini?" tanya Semesta keheranan.
"Nggak tau kak, saya cuma nganter barang. Permisi," jawab nya langsung pergi meninggalkan Semesta yang kebingungan.
"Lah? Baru juga mau nanya siapa pengirimnya, udah pergi aja!" kesal nya menutup pintu dan masuk kembali kedalam rumah.
"Apa sih isinya?!" cicit Semesta dilanda rasa penasaran.
Ia membawa kotak kardus itu menuju dapur, dengan cepat Semesta langsung membukanya diatas meja.
Brak!!
"AAAAA!!! GALANG!!!!" teriak nya dengan suara melengking keras hingga pria itu keluar kamar menghampiri asal suara.
"Semesta kamu kenapa?!" tanya nya sampai dengan nafas memburu karena sehabis berlari, tak lupa raut wajahnya terlihat sangat khawatir kepadanya.
Sama halnya dengan Semesta, wajahnya pucat pasi menatap Galang nyalang. "L-lang, liat isi di dalam k-kardus itu." pintanya berucap ketakutan.
Galang menetralkan eskpresi nya, ia pun mengambil kardus yang sudah tergeletak dilantai.
Matanya mendelik kaget melihat isi yang ada didalam kardus itu, ia langsung meletakkannya kembali kelantai.
Tak lama dari itu ia langsung memeluk Semesta erat menangkan istrinya yang kini badannya bergetar hebat.
"Sshhtt, kamu jangan takut, ada saya disini." ucap nya berbisik tepat ditelinga sang empu.
Sementara Semesta menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik suami nya. "K-kucing nya kita k-kubur ya," ucap menatap wajah Galang sendu.
Sedangkan Galang sendiri mengangguk setuju, ia menggendong Semesta didepan. "Siapa yang mengirim itu?" tanya nya sambil mengelus surai sang istri lembut.
Semesta menjawabnya dengan gelengan kepala pelan, ia mengalungkan kedua tangannya dileher hangat Galang.
"Aku cuma ambil paket nya dari kurir yang datang ke rumah tadi, nggak tau dari siapa." sambungnya memberitahu membuat Galang mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Ficção AdolescenteJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...