70. Hampir Ribut Dengan Alam

28 22 0
                                    

Di pagi harinya Semesta bangun dengan lesu. Ia menatap tempat tidur disampingnya yang kosong. "Dia belum pulang?" heran nya kebingungan.

"Bisanya kalo pagi udah ada di sebelah gue, tapi kok sekarang nggak ada?" sambungnya sambil mengedikkan bahunya keatas tak peduli.

"Mending gue keluar aja makan bareng Adel, laper banget sumpah!" sungutnya turun dari ranjang, ia menuju kamar mandi, membersihkan tubuhnya sebelum keluar rumah.

30 menit kemudian Semesta keluar dengan pakaian baju. Wajahnya terlihat lebih fresh. Ia meraih handphone yang terletak diatas nakas.

Semesta membuka aplikasi WhatsApp untuk menghubungi sahabatnya.

Semesta :

Adel, kita keluar cari sarapan yuk! Laper banget perut gue, dari kemarin.

Tak ada balasan, bahkan dibaca pun tidak. Semesta menunggu, satu menit, dua menit, hingga lima menit terlewat.

Semestara Adelina baru saja bangun dari tidur nyenyak nya, ia melihat jam baru memasuki pukul tujuh. Ia mengalihkan pandanganya dengan menganggukan kepalanya pelan.

Matanya seketika mendelik menyadari bahwa ia sudah terlambat masuk sekolah. "Mampus! Gue harus sekolah!!" teriaknya langsung meloncat turun dari atas ranjang, berlari memasuki kamar mandi guna bersiap.

Tadinya Adelina mengira bahwa ini adalah hari Minggu, maka dari itu ia hanya termenung diatas ranjang karena setiap hari Minggu sekolah nya diliburkan.

Semesta sendiri tengah memandangi handphonenya malas, sudah beberapa menit ia menunggu balasan dari sang empu namun tak mendapatkan nya sedari tadi. "Adel masih tidur apa gimana ya? Lama banget, tumben. Nggak kayak biasanya yang selalu sat-set." herannya menggaruk pipinya tak gatal.

Kini giliran Semesta yang hanya terdiam duduk di sofa, matanya menatap kosong. Tak lama dari itu ia membuka handphonenya karena tak tahu ingin berbuat apa lagi.

Saat ia ingin membuka sebuah aplikasi, matanya tak sengaja melihat pada hari yang tertera di ponselnya. Ia yang kebingungan pun mengecek nya. Setelah itu dahinya berkerut melihat tanggalan. "Loh? Bukannya ini hari Minggu ya?"  bingung Semesta mengamati nya.

"Aduh mampus! Gue lupa hari ini Sabtu!!" teriak nya langsung berganti memakai seragam sekolah.

"Sial! Gara-gara semalem, gue jadi nggak bisa fokus!" umpatnya jengkel.

Setelah berganti seragam sekolah, ia langsung bergegas menuju sekolahnya yang pasti gerbang sudah tertutup. Mau bagaimana lagi, jika Semesta memutuskan untuk tak berangkat sekolah, ia pasti kesepian dirumah sendirian. Semesta juga tak mungkin mengajak Adelina untuk main karena sahabatnya itu sudah tentu sekolah.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, saat hampir sampai di sekolahan, matanya menangkap mobil Adelina terparkir di pinggir trotoar jalanan.

Semesta ikut memarkirkan mobilnya dibelakang mobil sahabatnya. Dengan segera ia keluar dari dalam mobil. "Loh kok mobil Adel disini ya? Apa jangan-jangan dia telat lagi, sama kayak gue!" tebak Semesta langsung mengembangkan senyumnya lebar karena punya teman yang sama-sama terlambat.

Ia melihat Adelina yang berdiri didepan gerbang sekolah, entah apa yang gadis itu lakukan jelas Semesta tak tahu. "Wah! Adel juga telat! Asyik deh! Kalo kena hukum nanti nggak sendirian!" serunya bersemangat.

DUNIA SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang