Sampai pada waktu sore hari mereka keluar rumah, Semesta sejak itu menjadi lebih diam dari biasanya. Galang sampai heran dengan gadis itu.
"Ada apa dengan mu? Terlihat seperti tak bersemangat sekali." tanya Galang kebingungan.
"Nggak apa-apa, gue cuma capek aja." elak nya menjawab.
Semesta kini dibuat bingung sendiri dengan pesan itu, ia dibuat cemas dan perlu waspada.
"Siapa dia? Kenapa bisa dia tau rahasia gw?!" batin Semesta bertanya-tanya.
"Sebentar lagi kita sampai, kamu mau saya yang belikan atau-"
"Udah gue aja, kasihan lo nanti capek." cicit nya mendapatkan gelengan pelan dari sang empu.
"Sudah, sekarang kamu turun, beli apa saja yang kamu mau menggunakan kartu ini, hati-hati, jika kamu butuh bantuan panggil saja saya disini." ujar Galang memberitahu, sedangkan Semesta hanya menatapnya malas.
Ia turun dari dalam mobil, Semesta melangkahkan kakinya masuk kedalam supermarket.
Ting!
Bunyi handphonenya membuat langkahnya terhenti, ia melihat siapa yang mengirimkannya pesan.
"1-16-1 12-15 12-21-16-1 19-1-13-1 10-1-14-10-9 12-15 4-21-12-21?"
Wajah Semesta seketika menjadi datar, ia benci jika ada orang yang berani mengganggunya. "Apaan sih! Perasaan udah gw blokir nih nomor!" sungut nya teramat kesal, dengan segera ia langsung mengambil snack yang tersedia.
Semesta sekarang malas untuk memilih-milih, lagi pula sama saja, nantinya juga bakalan dimakan. "Ini Kak," cicit nya memberikan satu troli belanja yang penuh dengan berbagai macam aneka ragam makanan ringan.
Dengan segera penjaga kasir itu menghitung semua total dari belanjaan milik Semesta. "Ini jadi 1.236 ribu ya Kak." ucap nya memberikannya sekantong kresek penuh kepada Semesta.
"Terimakasih, silahkan datang kembali lain waktu." sambut ramah orang itu membuat Semesta menganggukkan kepalanya sopan.
Semesta keluar dari toko, ia langsung masuk kedalam mobil Galang. "Uh capek banget!" ucap nya mengeluh, sebenernya ingin sekali meminta bantuan kepada Galang untuk membawakan belanjaan nya tadi, tapi ia terlalu gengsi.
"Kan saya sudah bilang, jika butuh bantuan panggil saya, malah dibawa sendiri." sahut Galang menggeleng pelan.
Mata Semesta melihat sebuah kertas yang terselip di kantong kresek nya yang ia tengah pegang itu. "Ini apa?" heran Esta memperlihatkan benda itu kepada Galang.
"Kok bisa itu kertas ada dalam kantong kresek gue? Siapa yang masukin? Dan kapan dia memasukan nya?" ujar Semesta dibuat kebingungan.
Sang empu mengambil kertas itu dengan segera. "Apa kamu ada musuh?" tanya Galang membuat Semesta menautkan kedua alisnya kebingungan.
"5-14-1-11 25-1 2-9-19-1 13-5-19-18-1--13-5-19-18-1-1-14 19-1-13-1 15-18-1-14-7 12-1-9-14, 19-5-13-5-19-20-1 7-23 12-15 2-21-1-20 13-5-14-4-5-18-9-20-1!" baca Galang keras agar Semesta bisa mendengarnya.
"Dia menuliskan ini untuk mu, sepertinya ada yang mengawasi kita." ucap nya membalas anggukan kepala dari sang empu dengan tatapan yakin.
"Kita lebih baik pulang," ajak Galang mulai menjalankan mobilnya untuk menuju rumahnya.
"Sebenernya lo tau arti angka-angka itu nggak?" tanya Semesta penasaran.
"Saya paham, tapi tidak banyak yang saya tahu." jawab Galang melirik sekilas istri nya.
Semesta tahu arti dari semua kode-kode itu, tapi sayang nya ia tak tau siapa pengirim pesan itu.
"Kenapa tulisan itu bilang kalo gue seakan-akan pernah mengusik hidupnya? Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia meneror gue?!" batin nya bertanya-tanya, sepertinya Semesta harus mencari informasi tentang pengirim itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Novela JuvenilJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...