"Ih papa jangan malu-maluin!" sentak Anita mencubit perut suaminya keras.
"Papa itu bahagia mah, nggak pernah ada yang bisa luluhin hati anak kita, loh! Eh sekali nya luluh langsung dapat spek bidadari!!" ucap nya riang gembira.
"Saya bukan pacar nya om! Buat apa pacaran sama anak om ini! Udah jelek! Nyebelin! Datar kayak tembok lagi!" ceplos Semesta kesal.
Sedangkan kedua orang tua itu menganga mendengarnya, tidak pernah ada seorang wanita yang berbicara seperti itu kepada anak nya, tapi sekarang dengan terang-terangan gadis itu mengatakan nya.
"Kamu lebih jelek!" sahut Galang menatap dingin sang empu.
"Dasar babi!" umpat nya kepada Galang.
"Kamu anjing!" tanggap nya membalas.
"Eh jangan berantem dong! Ayo mending kita makan." ajak Anita kepada semuanya.
Mereka berdua masih mengibarkan bendera peperangan lewat mata masing-masing. "Udah kalian jangan asal ejek gitu! Nanti jodoh, baru tau rasa!" ucap Sandi tersenyum menggoda.
"Dih najis!!!" sahut Semesta cepat dengan ekspresi jijik menatap Galang.
"Nama kamu siapa gadis manis?" tanya Sandi ingin tahu.
"Semesta." jawab nya sambil tersenyum tipis.
Ia berdiri dari duduk nya menghampiri Anita yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan.
"Biar saya bantu tan," ucap Semesta mengambil alih makanan yang berada ditangan Anita.
"Tan-tan ... Saya bukan setan!" kesal Anita tak suka.
"Panggil saya mama!" tegas nya tak bisa dibantah.
"Iya mah." angguk Semesta hanya bisa menurut.
"Woy sini kalian! Udah siap nih! Cepet gabung atau gue makan semuanya!" panggil Anita membuat Esta dibuat tercengang.
"Jangan heran jika mama saya seperti itu, memang dari lahir sudah disetel seperti ini," ucap Galang berbisik ditelinga Semesta saat didekat nya.
"Gue nggak heranin soal itu, tapi gue heran. Emak sama bapak lo aja nggak ada yang sikapnya datar plus dingin deh kayak lo! terus lo turunan dari siapa?" bingung nya berpikir.
"Tidak penting memikirkan hal itu." sahut Galang duduk disebelah Semesta.
"Ngapain sih lo duduk disebelah gue!" kesal sang empu menatap tajam Galang.
"Memang nya kenapa?" tanya nya sambil menaikkan alis nya satu keatas.
"Kursi ada banyak! Nggak cuma satu disini." sarkas Esta malas.
"Saya juga tahu akan hal itu." ujar Galang menganggukkan kepalanya sekali.
"Udah lah! Capek ngomong sama lo!" ucap Semesta ingin mengakhiri.
"Jika kamu lelah, lebih baik istirahat saja, makannya bisa ditunda." tanggap Galang menatap dingin Semesta.
"Astaga! Bukan itu maksud gue!!" geram nya ingin sekali meraup kasar wajah tampan milik pria itu.
"Galang ... Sudah jangan bertengkar, kita mulai saja makan-makannya." sahut Anita melerai mereka berdua agar tak ribut kembali.
"Oh namanya Galang ... Cih! Nggak pantes banget tuh orang pake nama itu! Seharusnya mereka kasih nama 'Babi Gila' itu baru pas!" batin Semesta sesekali melirik sang empu yang tengah menikmati santapan nya.
Selesai makan mereka berkumpul diruang tengah untuk berbincang-bincang santai. "Semesta, nanti kamu tidur dikamar tamu ya, nggak apa-apa kan?" tanya Anita takut jika tamu nya tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Teen FictionJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...