08. Kekhawatiran Galang

101 24 1
                                    

Semesta terbangun dari tidurnya, mata nya ia kucek karena penglihatan nya sedikit buram. "Lah gue kok bisa ada diatas? Bukan nya sebelum itu gue pingsan dibawah ya?" monolog nya terheran-heran.

"Udah jam 09.32, mana laper lagi perut gue." ujar nya sambil memegangi perut ratanya.

Semesta mulai meringsut dari ranjang, kaki nya ia langkah kan untuk keluar kamar. "Orang-orang pada kemana? Sepi banget nih rumah." gumam nya tak melihat siapa siapa dilantai bawah.

"Eh Semesta ya ampun ... Kamu istirahat aja didalam kamar! Ngapain keluar!" heboh Anita menghampiri sang empu.

"Nggak mah, Esta disini aja. Lagian bosen dikamar terus." cecar Semesta dengan senyum manis.

"Yaudah mending ikut mama ke halaman belakang, kita siram bunga-bunga di sana." ajak Anita mendapat anggukan antusias Semesta.

Mereka berjalan berdampingan sambil sesekali mengobrol, sampai di tempat tujuan, Semesta dibuat kagum dengan berbagai jenis bunga dan tanaman yang ada.

"Luas banget mah halamannya, tanaman nya juga banyak." ucap nya dengan riang gembira.

"Kamu sirami yang bunga mawar, mama siram yang tulip." ujar Anita disetujui Semesta dengan senang hati.

"Kenapa cuma ada bunga anggrek, mawar, tulip sama bunga melati mah?" tanya Esta penasaran.

"Sengaja mama cuma tanam ini, karena mereka bunga kesukaan mama." jawab Anita dengan senyum lebar.

"Mama nggak suka bunga matahari?" heran nya kembali bertanya.

"Suka, tapi nggak terlalu suka, paham kan kamu?" ucap Anita mendapat anggukan mengerti dari sang empu.

Drrtt!!

Drttt!!

"Mah handphone nya getar tuh dibangku!" cicit Semesta memberitahu.

"Oh iya, bentar mama angkat telepon dulu." ucap nya mengambil handphone nya.

"Halo! Kenapa?"

"Mah, handphone Galang ketinggalan di kamar, bisa antar ke kantor?" ucap dari seberang sana.

"Halah kamu ini selalu aja gitu! Iya nanti diantar!" ucap Anita sambil melirik Semesta yang masih asyik menyirami tanaman.

"Galang tunggu di kantor." ucap nya langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Semesta!" panggil Anita sambil melambaikan tangannya.

"Kenapa mah?" tanya Esta dengan tatapan heran.

"Mama minta tolong ya sama kamu, bisa kan?" mohon nya menatap harap.

"Minta tolong apa?" bingung Semesta berucap.

"Tadi Galang bilang handphone nya ketinggalan di kamar, dia suruh antar ke kantor nya, kamu yang anterin ya, dia udah nunggu di sana!" pinta Anita dengan raut wajah melas.

"Kenapa nggak mama aja?" ujar Semesta, sebenarnya ia tidak mau tapi ia sungkan untuk mengucapkan nya.

Anita berpikir sejenak untuk mencari alasan. "Mama nggak bisa, mama ada urusan," geleng nya menjawab.

"T-tapi Semesta nggak bi-"

"Makasih Semesta! Nanti kamu bareng pak Fahri ya ke sana nya." binar Anita langsung melenggang pergi meninggalkan sang empu.

"Lah, gue belum selesai ngomong ... " pasrah Semesta tak bisa menolak lagi.

"Dia udah nunggu di sana." gumam Semesta tersenyum licik.

DUNIA SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang