Galang terbangun di pagi harinya, ia menolehkan kepalanya kesamping dimana tempatnya istrinya tertidur.
Mata Semesta yang sembab membuatnya tersenyum tipis, Galang mulai beranjak dari ranjang nya. Ia keluar kamar meninggalkan istri nya seorang diri didalam sana.
Galang melangkahkan kakinya menuju dapur, ia berniat memasakkan istrinya sebuah sarapan dengan bahan makanan seadanya.
Ia pun langsung saja memulai memasak, sementara gadis yang ada didalam kamar membuka matanya perlahan.
Semesta bangun karena terusik dengan suara kucing-kucing nya yang berada didalam kamar.
"Jumbul sama Umbul kenapa berisik sih?! Gue kan jadi kebangun!" kesal Esta membuat hewan itu terdiam tak lagi mengeluarkan suaranya.
"Nah, tenang gini kan bagus!" ucap nya turun dari ranjang, ia mengeluarkan kedua kucingnya dari dalam kandang.
"Meow! Miauw!!"
"Kalian tau Galang ada dimana? Pas gw bangun kok udah ilang aja itu orang?" tanya Semesta kepada mereka yang sibuk berkelahi antar sesama.
"Astaga! Jangan cakar-cakaran ih! Nanti bulu kalian pada rontok!!" terai nya memisahkan kedua kucing kecil itu.
"Kalian kan sama-sama kucing, nggak boleh berantem, tinggal juga serumah, masa saling menyakiti. Ya jangan dong." cecar Esta menasehati mereka.
Semesta melepaskan mereka dari tangannya, dan saat itu juga kucing itu mulai kembali berkelahi.
"Heh!! Jangan bandel kalo dibilangin!!!" bentak nya geram. Mereka pun menghentikan perkelahian nya, tak lama dari itu saling gigit mengigit satu sama lain.
"Ih! Kalian kok gitu! Ini adegan dewasa nggak ya?! Dosa nggak kalo gue liat ginian?! Duh, bukan gue yang mulai ya!" sungut nya memperhatikan pergerakan hewan lincah itu.
"Gue cari Galang aja lah, ngapain juga gue liatin mereka yang lagi kasmaran!" Semesta pergi keluar kamar, ia sengaja membiarkan pintu terbuka untuk kucingnya berkeliaran bebas.
"Kalian kalo mau keluar, keluar aja nggak apa-apa, tapi nanti kalo mau kebawah lewatnya tangga ya! Jangan langsung terjun dari atas! Ingat nih pesan gue!" ucap nya memberitahu dengan sungguh-sungguh.
Semesta pun mulai turun ke lantai bawah, ia mulai berjalan menuju dapur. "Gue cariin ternyata lagi masak, kirain kemana." Ia mendekati sang suami yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
"Masak apa? Oh nasi goreng tapi pake konsep orang luar negeri ya? Gue mau bantuin dong!" ujar Semesta berdiri disampingnya sang empu.
"Kamu lupa jika semalam sudah berjanji kepada saya Semesta?" tanya Galang menaikkan alisnya satu keatas dengan pandangan menatap kearahnya.
"Janji apaan? Emang gue ada janji ya sama lo?" heran nya bertanya-tanya.
"Seharian penuh berbicara lembut dan halus kepada saya." sahut Galang menjawabnya.
Kepala Semesta mengangguk-angguk, ia sudah mengingat nya saat ini. "Tapi gue lagi nggak mood sekarang, gimana dong? Ditunda aja ya besok nya lagi." pinta Esta ngelunjak.
"Tidak bisa, kamu sudah berjanji." Galang berucap sambil melanjutkan kesibukkan.
"Ck! Yaudah deh iya," pasrah nya akhirnya mengiyakan. "Sini aku bantuin kamu masak." Semesta ingin mengambil alih piring yang dipegang sang empu.
Galang tak memberikan piringnya kepada Semesta, ia menahan piringnya sekuat tenaga agar sang empu tak bisa mengambilnya.
"Ih kasih ke aku itu, kan mau bantuin kamu!" kesal nya menatap sengit suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Ficção AdolescenteJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...