Selesai makan Semesta duduk diruang keluarga menunggu Galang yang katanya ingin memberikannya sesuatu.
"Lah kenapa barang nya lo bawa kesini?" heran Semesta melihat Galang membawa barang yang semalam ia beli dari mall.
"Semua ini buat kamu," ucap nya memberikan beberapa paper bag kepada Semesta.
"Hah! Lo bercanda kan? Katanya ini semua buat calon istri lo?" linglung nya bingung.
"Saya hanya bercanda Semesta, dari awal saya memang berniat memberikanmu semua ini," jelas nya membuat sang empu tertegun.
"Kenapa lo beliin ini semua buat gue?" tanya nya penasaran.
"Buka dulu isinya." cecar Galang ikut duduk disamping Semesta.
"Lo beliin ini buat gue Lang?!" kaget nya tak menyangka.
"Kamu tinggal disini tidak membawa baju, maka dari itu saya membelikan beberapa baju untuk mu agar kau bisa memakainya nanti." ucap nya panjang lebar.
"Pengertian banget sih lo! Nggak nyangka aja ternyata seorang Galang bisa baik juga." sahut nya mangut-mangut.
"Kamu bisa mencobanya," ujar nya mendapat senyum manis dari Semesta.
"Makasih Lang, kalo nggak karena lo, mungkin gue masih kena cambukan dari ayah gue ... " lirih nya sedih.
"Lupakan masa lalu mu, itu semua tidak perlu kamu ingat kembali." tanggap nya merangkul bahu Semesta berniat menguatkannya.
"Kok gue udah nggak liat mama lagi?" sahut nya mencari Anita.
"Mama pergi dengan papa, katanya liburan beberapa hari," terang Galang memberitahu.
"Tapi nih ya, kok bisa lo pilihin baju yang menurut gue tuh pas dan cocok sama selera gue sendiri!" sungut nya bersungguh-sungguh.
"Mungkin selera kita memang sama." ujar Galang menaikkan alis nya satu keatas.
"Lang, gue bosen di rumah ... Bisa nggak kalo kita keluar?" tanya nya meminta pendapat.
"Ingin pergi kemana?" tanya balik Galang menatap dalam mata Semesta.
"Pantai? Pasar malam? Atau konser?" jawab nya mendapat anggukan setuju Galang.
"Kita pergi ke pasar malam saja." ucap nya membuat Semesta berbinar bahagia.
"Tapi masih lama tau!" kesal nya tak sabaran.
"Kita pergi sekarang saja apa salahnya?" heran Galang bertanya.
"Astaga Galang!! Kalo kita pergi sekarang bukan pasar malam namanya, tapi pasar pagi!!" kesal nya menggebu-gebu.
"Yasudah tunggu saja sampai malam, baru kita pergi," sahut Galang menatap datar Semesta.
"Saya ada urusan di kantor, kamu jaga rumah baik-baik," ucap nya ingin pergi.
"Galang, lo tega ninggalin gue sendirian di rumah sampai malam huh?" ujar nya memelas menatap sendu sang empu.
"Kamu mau ikut saya ke kantor?" tanya Galang ragu.
"Boleh?! Yaudah ayo langsung pergi!" ajak nya menggenggam tangan Galang erat keluar rumah.
"Pelan-pelan, nanti kamu jatuh." ucap nya sambil menggelengkan kepalanya.
Sampai di kantor Semesta menjadi pusat perhatian oleh orang orang. "Lang, mereka kenapa sih ngeliatin gue sinis gitu!" kesal nya menatap balik mereka sinis.
"Sudahlah, mereka tidak penting." jawab Galang dengan raut datar.
"Mulai mode tembok nya kan ... " gumam Semesta malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA SEMESTA [END]
Ficção AdolescenteJika dendam bisa meruntuhkan cinta tulus kita, maka cinta tulus yang kau miliki akan ku jadikan senjata untuk membalas dendam. Lalu cinta tulus yang ku milik? Hanya sebatas permainan yang suatu saat bisa saja kalah maupun menang jika dihadapkan deng...