59. Menjadi Mak Comblang

25 22 0
                                    

Semesta dan Adelina kini sudah berada dirumah, tepatnya didalam kamar. Mereka tengah merebahkan tubuhnya masing-masing diatas ranjang untuk menghilangkan rasa lelah setelah menghabiskan energi banyak diluar rumah.

Mereka berdua pulang pada sore harinya, selesai pulang dari cafe, mereka memutuskan untuk mengunjungi sebuah tempat yang membuat jiwa menjadi tenang, apa lagi jika bukan melihat hamparan laut yang luas itu.

"Nyangka nggak sih Ta, kalo Arga itu adiknya Dipta?" ucap Adel menatap langit-langit kamarnya nyalang.

"Kalo ditanya nyangka atau enggak nya ya jelas nggak nyangka banget sih, lagian gue kira emang Arga itu ya asli dia." sahut nya melirik sahabatnya sekilas lalu pandangan fokus kembali menatap langit-langit kamar.

"Buat gue tuh ini kayak plot twist aja gitu." ujar nya menggeleng pelan tak menyangka.

Semesta menghela nafasnya panjang, matanya ia pejamkan. "Menurut lo sih plot twist, tapi bagi gue nggak terlalu berasa, karena emang dari awal gue udah curiga sama Arga." ungkap nya menanggapi.

"Eh, kalo Dipta sama keluarga tau gimana ya reaksi mereka? Pengen tau deh." duduknya bangkit dari tidurnya, ia sangat dibuat penasaran kali ini.

Semesta ikut bangkit, matanya menatap Adel malas. "Lo bisa nggak sih, nggak usah ngurusin kehidupan orang lain?" jengah nya berucap.

Semestara Adelina merespons dengan gelengan kepala, tak lupa menunjukkan wajah polosnya. "Gimana ya, Ta. Gue kan emang dari dulu kayak gini. Jiwa-jiwa kepo gue meronta-ronta." sungutnya bersungguh-sungguh.

"Kita kesana lagi yuk Del, gue belum puas teriak-teriak nya tadi malah lo ngajak pulang." pinta nya memberikan puppy eyes kepada Adel.

"Nggak usah belaga imut didepan gue, mau gue hantam pake balok huh?!" gereget nya menahan rasa gemas.

Semesta mengerucutkan bibirnya lucu, matanya menatap sendu Adel. "Lagian, kapan lagi kita bisa teriak bareng-bareng kayak tadi. Seharusnya kita abadiin momen langka itu, malah cosplay jadi ikan duyung!" kesal nya mendapatkan cengiran Adel tanpa dosa.

"Bukan ikan duyung, tapi putri duyung yang benar." benahnya memberitahu.

"Lah, emang lo Putri?" tanya Semesta mengangkat alisnya satu keatas.

Adel menggeleng. "Bukan sih, nama gue kan Adelina. Bukan Putri." sahutnya membernarkan penuturan sahabatnya.

"Ayolah Del, kita kesana lagi. Please," pinta Semesta memberikan tatapan memohon.

"Ck! Ajak suami lo kan bisa, kalo punya suami tuh harus dimanfaatin lah! Malah apa-apa lari ke gue!" ujar nya menyahuti.

"Oh jadi selama ini lo nggak ikhlas kalo gue minta bantuan sama lo, iya?!" sembur Semesta seraya melipat tangannya didepan dada.

Adelina memutar bola matanya malas. "Gue nggak ada ngomong gitu! Gue bantuin lo tuh dengan lapang dada serta ikhlas lahir batin!" cecar nya menatap sengit sang empu.

"Yaudah kalo gitu," ucap Semesta tak peduli.

"By the way, gue pengen tau deh perasaan lo ke Dipta itu gimana?" cicit Adel menyatukan kedua jari telunjuknya didepan dada.

Semesta menghembuskan nafasnya kasar, baru saja ia menyuruh untuk Adel tak ikut campur dengan urusan orang lain. Tapi malah sekarang gadis itu ingin mengetahui kehidupannya. "Menurut lo sendiri gimana?" tanya balik Semesta enggan menjawab pertanyaan sang empu.

"Gue kan udah lama jadi sahabat lo, jadi gue pikir-pikir dan gue tebak-tebak nih ya, lo nggak ada perasaan sama Dipta sih." balas Adel dengan wajah julitnya.

DUNIA SEMESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang