Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan apapun. Felycia yang suasana hatinya sedang tak baik dan Genta yang mengerti akan keadaan Felycia. Hanya membutuhkan 15 menit, motor sport berwarna biru mengkilat milik Genta berhenti tepat di depan gerbang kediaman Felycia berkat arahan dari si pemilik rumah. Suasana jalanan yang lenggang membuat dengan mudah Genta mengantar seseorang yang dirinya suka hanya dengan waktu yang cukup singkat. Itupun dirinya sengaja agak lambatkan karena ingin sedikit lama bersama Felycia.
Genta menatap takjub bangunan yang dirinya lihat sekarang. Dirinya memang baru pertama kali mengantarkan Felycia dan mengetahui kediaman anggota basis perempuan satu-satunya tersebut. Dirinya tak menyangka jika Felycia ini tinggal di perumahan elit dan ternyata anak dari seseorang yang tajir.
"Makasih ya Ta, sorry jadi ngerepotin.", ucap Felycia sambil menyerahkan helm hitam. Seakan tersadar dari lamunannya, Genta langsung tersenyum canggung dan menerima helm tersebut.
"Gak ngerepotin kok, sering-sering ya minta ke gue anterin atau jemput.", Felycia tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Genta. Genta sendiri pun ikut tertawa walaupun sejujurnya dirinya tak tahu kenapa Felycia tertawa."Maksud lo, lo mau jadi ojek gue yang tiap hari antar jemput? Ya gak lah Ta, lo temen gue, yakali gue jadiin kayak gituan.", ucap Felycia setelah berhenti tertawa.
"Gue suka sama lo.", mendengar itu, membuat Felycia kembali menguarkan tawanya yang mampu membuat Genta terpanah."Bisa aja jokes lo.", ucap Felycia yang menganggap jika perkataan si musisi abal-abal di hadapannya ini hanyalah candaan semata.
"Tapi gue gak lagi ngejokes Fel. Gue serius, serius suka sama lo.", tawa Felycia terhenti. Dirinya menatap Genta berusaha mencari kebohongan dari pancaran mata orang di depannya. Tapi dirinya tak menemukan, dalam artian, sepertinya ucapan Genta barusan benar-benar serius dan bukan candaan.Felycia berdehem singkat. Entahlah, kenapa dirinya mendadak gugup seperti ini, padahal banyak cowok yang mengutarakan perasaan kepadanya dan berakhir dirinya tolak. Tapi kenapa sekarang dirinya seolah bergerak sedikit saja salah? Felycia memutar otaknya, mencoba mencari jawaban yang sekiranya pas dan tak akan menyakiti hati teman satu organisasinya tersebut.
Suara klakson mobil membuat atensi keduanya teralihkan. Terlihat kaca mobil diturunkan, menampilkan Zereline yang sepertinya baru saja pulang dari kampus.
"Ngapain lo di gerbang? Pacaran?---
"Sembarangan, dia temen gue. Tadi dia anterin gue pulang karena katanya Pak Asep lagi jemput tuan putri.", sela Felycia memotong ucapan kakaknya dengan sengaja menekan di akhir kalimatnya. Zereline mendengus kesal karena dirinya sangat tahu jika Felycia tengah menyindirnya.Sementara itu, Genta tersenyum masam di tempatnya, kalimat yang diucapkan oleh Felycia sebagai jawaban atas pertanyaan seseorang yang dirinya tebak adalah kakaknya Felycia, sukses menyakiti hatinya. Secara tidak langsung, Felycia menolaknya dan mengatakan jika antara dirinya dan Felycia hanyalah sebatas teman, tidak lebih.
"Kan gue udah minta Andri buat anterin lo pulang---
"Jadi lo yang nyuruh guru itu?", tanya Felycia yang lagi-lagi memotong ucapan Zereline. Sementara itu, Genta hanya diam mendengarkan percakapan antara kakak beradik tersebut.
"Gak sopan lo, motong terus ucapan gue. Iya, emang gue yang nyuruh Andri, tapi kok lo malah sama...siapa nih?", Zereline menatap seseorang yang berdiri di samping adiknya dengan memakai jaket bomber yang dirinya ingat jika adiknya pun punya.Seolah paham dengan gerak-gerik Zereline yang baru bertemu dengannya, Genta langsung tersenyum manis ke arah Zereline seraya mengenalkan dirinya.
"Kenalin kakaknya Fely, saya Genta, satu sekolah sekaligus satu organisasi sama Fely.", ucap Genta memperkenalkan diri. Sementara Zereline hanya beroh ria dan kembali menatap sang adik."Udah Shalat Dzuhur belum?", tanya Zereline yang mendapatkan gelengan kepala dari Felycia sebagai respon atas pertanyaannya.
"Jangan kebiasaan telat. Udah mau adzan Ashar lo belum Shalat Dzuhur. Cepetan masuk dan shalat, gue gak mau adik gue betah dalam kesesatan.", perintah Zereline. Kaca mobil kembali dinaikkan dan mobil sedan yang dikemudikan oleh Pak Asep pun kembali bergerak memasuki gerbang kediaman Aksara Family.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Roman pour Adolescents"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya ya? Terbukti dengan kisah yang dialami remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata tak akan mungkin jatuh cinta pada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru Bahasa Indonesia di sek...