41.The End?

38 3 0
                                        

Indonesia, 10 Desember 2024, 13.00 WIB

Seseorang dengan almamater biru tua nampak berdiri di antara kerumunan yang memakai pakaian hitam. Felycia memang memilih langsung ke TPU untuk menghadiri pemakaman Genta tanpa berniat pulang terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya.

Tadi, sewaktu dirinya selesai mata kuliah, Felycia mendapatkan informasi dari Rofi, bahwa Genta sudah menghembuskan nafas terakhir dan akan secepatnya dikebumikan. Alhasil, Felycia yang tadinya akan langsung ke perpustakaan kota tak jadi dan memilih langsung menancap gas menuju ke lokasi pemakaman dengan almamater ITB yang masih dirinya pakai.

Felycia memang sudah resmi menjadi mahasiswi ITB dengan fakultas yang dirinya pilih yakni fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam. Dirinya masih terbilang MABA dan baru saja menyelesaikan masa ospeknya seminggu yang lalu.

"Assalamu'alaikum om, tan.", ucap Felycia membuat atensi dua orang yang berbeda gender teralihkan. Wanita cantik dengan balutan setelan serba hitam dengan mata yang sudah sembab tersebut menoleh lalu tersenyum tipis ke arah Felycia.

"Wa'alaikumussalam. Kamu Felycia itu ya?", tanya wanita tersebut yang tak lain adalah Sahara Firmansyah---ibu daripada Genta Azriel Firmansyah. Felycia membalas senyuman tersebut tak kalah manisnya.

"Iya tan, saya Felycia, teman satu organisasi Genta.", Felycia menjeda ucapannya sekedar untuk menarik nafas terlebih dahulu yang tiba-tiba saja terasa sesak, ikut merasakan kesedihan yang sedang dirasakan oleh keluarga besar Genta terutama kedua orang tuanya.

"Saya turut berdua cita tan. Semoga amal ibadah Genta diterima di sisi Allah. Tante sekeluarga semoga diberikan kelapangan dan kesabaran.", lanjut Felycia yang diaamiinkan oleh Sahara.

"Aamiin, terimakasih sudah menyempatkan datang ke sini. Maafkan Genta ya sayang, Genta sudah membuat kamu down.", jawab Sahara sambil sebelah tangannya kembali mendarat di atas pusara putra tunggalnya yang kini sudah berpisah alam dengannya.

"Tanpa diminta pun, Fely sudah maafkan Genta dari jauh-jauh hari tan.", ucap Felycia yang membuat Sahara bernafas lega. Setidaknya, Genta pasti akan tenang karena dirinya sudah dimaafkan oleh Felycia.

*Flashback on

Semenjak insiden tengah malam di kediaman Felycia yang di mana Genta merupakan dalangnya, Genta memang segera dilarikan ke rumah sakit oleh Hasbi dan Maxelione karena tak sadarkan diri. Banyaknya darah yang ke luar dari kepalanya menjadikan Genta dinyatakan koma selama dua minggu. Kelulusan pun dirinya tak bisa menghadiri karena memang masih dalam kondisi tak sadar.

Mendengar kabar tersebut tentu saja membuat kedua orang tua Genta terkejut. Saking kagetnya, Sahara langsung tak sadarkan diri. Razi juga sama terkejutnya, membiarkan pekerjaannya yang belum selesai dan langsung menuju ke rumah sakit sesuai dengan yang disampaikan lewat pesan yang dirinya dapatkan.

"Putra saya mana?", tanya Razi panik begitu sampai di depan ruangan yang di mana di dalam sana, putranya sedang berjuang mempertahankan hidupnya. Mendengar suara seseorang membuat atensi Hasbi dan Maxel teralihkan. Hasbi bangkit dari duduknya dan menghampiri kakaknya yang terlihat sangat frustasi.

"Bukannya kamu tidak peduli akan keadaan dia? Bukankah, bagimu pekerjaan jauh lebih penting?", tanya Hasbi yang tak direspon sama sekali oleh Razi.

"Aku yang membuat dia seperti itu.", mendengar hal tersebut tentu saja membuat Razi langsung menghunuskan tatapan tajam ke arah adiknya. Tangannya menarik kerah kemeja yang dipakai oleh Hasbi. Melihat itu, membuat Maxel bangkit dan bersiap akan melerai keduanya karena takut akan terjadi kegaduhan yang akan mengganggu. Namun, isyarat dari tangan ayahnya yang menyuruh untuk dirinya tetap duduk diam membuat Maxel kembali mendaratkan bokongnya di kursi besi panjang depan ruang IGD.

TeacherzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang