"Gimana? Paham?", tanya Rofi setelah selesai menjelaskan mengenai pelajaran yang ditanyakan oleh Felycia beberapa menit yang lalu. Felycia nampak manggut-manggut, fokus menyimak tiap kata yang ke luar dari mulut guru di hadapannya.
"Alhamdulillah sudah paham. Makasih ya Bapak Rofi Andriawan yang ganteng tapi sayang nyebelin.", walau pujian yang Felycia ucapkan diakhiri dengan sebuah ejekan, namun hal tersebut tetap membuat kedua telinga Rofi langsung memerah karena salah tingkah. Hal itu disadari oleh Felycia yang langsung tersenyum dan mengejeknya.
"Cie salting. ", goda Felycia yang tak ditanggapi oleh Rofi. Dirinya hanya berdehem sebanyak dua kali dan menoleh ke sekitar yang entah mencari apa, atau mungkin hanya sebagai pengalihan saja?"Kalau sudah paham, kembali ke kelas, saya juga mau ke perpustakaan lagi, ngebimbing adik kelas kamu yang mau ikut lomba minggu besok.", ucap Rofi yang langsung membuat Felycia bersikap hormat.
"Siap laksanakan.", jawab Felycia sambil bangkit dari duduknya, membungkukkan badannya layaknya dirinya tengah berhadapan dengan sang raja.Rofi yang melihat tingkah konyol Felycia hanya mampu menggelengkan kepalanya sambil melengkungkan kurva di bibirnya.
"Ya udah gih sana ke kelas, belajar yang bener.", ucap Rofi lagi dengan tangan yang seperti mengusir membuat Felycia mengerucutkan bibirnya. Felycia pun tak tahu kenapa sekarang dirinya menjadi alay seperti ini?"Ck, ngusir.", kesal Felycia yang hanya dibalas dengan kekehan ringan.
"Iya emang, saya ngusir.", jawab Rofi yang malah menjahili Felycia.
"Nyebelin ah.", Felycia melangkah meninggalkan Rofi dengan kaki yang dihentakkan kesal. Sementara itu, kekehan dari mulut Rofi semakin menguar renyah.Tepat saat pergantian jam pelajaran ketiga, Rofi baru masuk ke perpustakaan. Di sana terlihat sudah ada Isyana yang tengah menjelaskan materi kepada Widya---yang akan mengikuti lomba menulis karya ilmiah.
"Pak Rofi abis dari mana?", tanya Isyana menghentikan sejenak penjelasannya.
"Ke luar sebentar. Lanjutkan saja menjelaskannya.", jawab Rofi tanpa mau memberitahu Isyana ke mana dirinya tadi pergi sampai menghabiskan dua jam pelajaran. Rofi menjawab dengan ekspresi datar, sangat berbeda sekali dengan saat dirinya yang bersama Felycia tadi.Isyana yang melihat Rofi seperti tak niat menjawab pertanyaannya hanya mampu tersenyum pahit sambil kembali menjelaskan materi yang tadi dirinya hentikan demi bertanya pada Rofi.
Sementara itu, di tempatnya Fresline yang tengah mencoba latihan menulis sebuah cerpen mati-matian menahan tawanya supaya tak menyembur ke luar. Hatinya bersorak senang karena merasa puas dengan jawaban yang Rofi berikan pada Isyana, sangat sesuai sekali dengan dugaanya.
"Cih, dasar nenek lampir caper. Mampus noh dicuekkin Pak Rofi.", sorak Fresline dalam hatinya."Lo kenapa?", tanya Rika Aprilianti yang tengah menulis sebuah puisi saat netranya tak sengaja melihat Fresline yang cekikikan sendiri.
"Hah? Gapapa kok, ini kertasnya lucu.", jawab asal Fresline masih dengan cekikan. Rika melirik kertas yang dimaksud oleh Fresline dan dahinya pun refleks mengerut."Lah, perasaan sama aja kayak kertas pada umumnya. Apa lucunya coba? Dasar Fresline.", gumamnya sambil menggelengkan kepalanya heran. Kemudian kembali melanjutkan lagi aktivitasnya yang tengah merangkai kata menjadi sebuah kalimat hingga tersusun menjadi bait-bait indah.
Sementara itu, di kelas XII-IPA 1 tepatnya di kelas Felycia, Felycia baru saja kembali setelah mengumpulkan buku ke ruang guru.
"Lo ke mana aja tadi sejam pelajaran? Jangan bilang kalau lo bolos di warung Mang Inda?!", tanya Evany sekaligus menodongnya dengan sebuah dugaan negatif.
"Sembarangan, mana ada seorang Felycia bolos.", jawab Felycia sambil mengibaskan tangannya di depan wajah sebagai kipas. Panas sekali cuaca hari ini."Hilih, sekarang sih iya lo gak pernah bolos, orang ayang lo staf wakasek kesiswaan. Dulu aja lo hampir tiap hari bolos kalau lo lupa.", ucap Evany mengingatkan yang membuat Felycia menyengir kuda.
"Kan itu mah dulu, lupain aja kenapa sih. Dan btw, gue jomblo ya, gak punya ayang!", jawab Felycia meralat salah satu kalimat yang diucapkan oleh sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Teen Fiction"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya ya? Terbukti dengan kisah yang dialami remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata tak akan mungkin jatuh cinta pada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru Bahasa Indonesia di sek...