Epilog

3 2 0
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Felycia Agneza Pandjaitan binti Aksara Widjaya Kusuma, putri bapak, untuk saya, dengan mas kawin berupa emas seberat 25 gram, uang senilai 15 juta, dan seperangkat alat shalat dibayar tunai.", Rofi berhasil mengucapkan kalimat sakral tersebut dengan satu tarikan nafas diakhiri dengan helaan nafas lega.

"Bagaimana para saksi?", tanya penghulu.
"SAH.", ucap kedua saksi bersamaan yang membuat teriakan heboh dari para tamu undangan langsung terdengar.

Prosesi ijab kabul ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh petugas dari KUA. Tak lama, Felycia ke luar dengan ditemani oleh Zereline dan juga Evany di kedua sisinya. Felycia terlihat sangat cantik dengan balutan Siger Sunda.

Dirinya kini sudah berdiri tepat di depan Rofi yang kini sudah sah menjadi suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dirinya kini sudah berdiri tepat di depan Rofi yang kini sudah sah menjadi suaminya. Sebelah tangannya membawa tangan kanan Rofi untuk dikecupnya dan otomatis Rofi pun langsung meletakkan tangan kirinya tepat di atas ubun-ubun Felycia.

"Allahumma inni as aluka khairahaa wa khaira maa jabaltahaa 'alaihi, wa a'udzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa 'alaihi.", gumam Rofi yang diaamiinkan oleh Felycia.

Rofi menutupnya dengan mengecup tulus kening Felycia. Felycia dibuat salah tingkah karena merasa malu ditatap menggoda oleh para tamu undangan. Padahal sih tak masalah, toh keduanya sudah halal. Belum selesai meredakan salah tingkahnya, Rofi nampaknya tak memberikan celah untuk Felycia. Dirinya memberikan kecupan mendadak di kedua pipi istrinya. Mendapatkan serangan mendadak, membuat pipi Felycia semakin memerah.

"Kiw kiw."...
"Aduh neng Fely nya salah tingkah."...
"Tahan dulu Dri."...
Begitulah teriakan-teriakan godaan dari para tamu undangan yakni gabungan dari keluarga besar kedua belah pihak, teman terdekat Felycia dan Rofi, serta rekan kerja Rofi.

Felycia nampak sudah pegal berdiri. Sekarang ini, keduanya memang sudah berpindah ke atas pelaminan dengan di sisi kanan juga kiri kedua orang tua mereka turut hadir dan ikut menyambut tamu.

"Pegel ya? Ya udah duduk aja.", ucap Rofi yang mendapat gelengan kepala dari Felycia.
"Gak deh, lagian bentar lagi juga selesai.", tolak Felycia.

"Kan... gue bilang juga apa, lo itu pasti jadi sama Pak Rofi. Dulu gue inget deh ada yang pernah bilang kalau dia gak bakalan suka sama Pak Rofi, eh ternyata...", ucap Evany yang membuat Felycia langsung mengode lewat matanya supaya sahabatnya tersebut menutup mulutnya.

"Emang bener sayang? Ada yang jilat ludah sendiri nih.", tanya Rofi yang membuat Felycia mendadak gugup.
"Hm, lupain aja ah kan masa lalu.", jawab cepat Felycia, pipinya kembali memerah.

"Congrats deh, semoga menjadi keluarga yang samawa. Gue tunggu Andriawan juniornya.", ucap Evany diakhiri dengan sebuah bisikan yang sukses membuat Felycia menghadiahkan pukulan pelan di lengan Evany.
"Mulutnya.", tegur Felycia yang malah dibalas cengiran kuda.

"Kenapa? Gak salah kan?", tanya polos Evany sambil menaikturunkan alisnya.
"Gak salah, tapi gak bener juga, karena lo ngomongnya di umum.", jawab Felycia yang membuat Evany semakin menyengir di tempatnya.

"Lo, tega langkahin gue.", ucap Zereline yang tengah duduk di kursi tamu paling depan sambil menikmati bakso yang disediakan di prasmanan. Di sampingnya ada Maxelione yang plot twistnya kini menjalin hubungan dengan kakaknya.

"Ya elah, gue kan udah izin sekaligus minta maaf. Lagipula ini takdir. Lo mau minta apaan buat syaratnya? Kemarin gue tanya, lo bilang gak usah.", jawab Felycia. Para tamu undangan memang sudah tak sebanyak tadi karena hari sudah mulai sore.

"Gampang sih. Gue minta bikinin ponakan yang lucu-lucu aja. Bisa kan Dri?", ucap Zereline dengan senyuman penuh arti pada Rofi yang dibalas dengan hal serupa.
"Siap kakak ipar.", jawab Rofi dengan semangat. Sementara itu, di sampingnya, Felycia hanya memutarkan bola matanya malas.

Pada akhirnya, sekuat apapun kita menolak dan bilang gak mau sama sesuatu, kalau emang udah jadi garis takdir kita, bakalan kita jalani juga. Sama halnya dengan Felycia yang awalnya menolak keras akan sosok Rofi, pada akhirnya tetap bersatu pula karena memang Rofi lah yang sudah tertulis di lauhul mahfudznya.

Sebagaimana quotes dari salah seorang sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib, "Apapun yang menjadi takdirmu akan mencari jalannya untuk menemukanmu."

Felycia menatap lekat seseorang yang berdiri di sampingnya, seseorang yang dulu selalu dirinya hindari. Tapi ternyata, kini orang tersebut sudah resmi menjadi suaminya, imam seumur hidupnya, nahkoda kapal untuk melayari luasnya samudera rumah tangga.

Rofi menoleh, mendapati istrinya tengah menatap lekat sambil tersenyum manis kepadanya yang sukses membuatnya ikut melengkungkan senyumannya. Kini, dirinya sudah memiliki tanggungjawab. Ayah Aksa sudah melepas putri tercintanya untuk dirinya jaga dan Rofi sudah menyanggupinya.

Dari titik inilah, awal mula kehidupan mereka berdua dimulai. Kehidupan yang sebenarnya, kehidupan penuh suka dan duka yang harus dilalui dengan penuh sabar dan bersama-sama. Pernikahan adalah tentang mencapai satu tujuan yakni sebuah ketentraman, merupakan ibadah terpanjang dalam hidup. Rofi kembali menempelkan bibirnya tepat di pipi Felycia seraya membisikkan sesuatu.

"I love you, istriku, Nona Felycia.", bisiknya. Tak disangka, Felycia pun melakukan hal yang sama. Mengecup cepat pipi Rofi dan membalas ucapannya tak kalah manis.
"I love you more suamiku, Tuan Rofi.", balasnya.

"Ternyata menikmati bakso di sini adalah pilihan yang salah.", gumam Zereline kesal dengan ekspresi datar melihat adegan manis yang berlangsung tepat di depannya.

"Friendzone atau teacherzone? Ya jelas teacherzone lah. Friendzone mah udah biasa, sedangkan teacherzone luar biasa. Dan gue bisa milikin guru gue itu."
-Felycia Agneza Pandjaitan

"Umur hanyalah angka, kalau cocok dan pikirannya dewasa kenapa nggak?"
-Rofi Andriawan

"Istilah apapun yang ada, mau friendzone ataupun teacherzone. Intinya, istilah kita sekarang adalah suami dan istri."
-Teacherzone

"-Teacherzone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ S E L E S A I ~*:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~ S E L E S A I ~
*:..。o○ ○o。..:*

Terimakasih sudah setia membaca ╹◡╹

TeacherzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang