Ck...
Decakan itu ke luar dengan sangat renyah dari mulut Felycia. Aktivitas makan siangnya terganggu oleh pesan dari seseorang yang belakangan ini selalu mengiriminya pesan manis?Ah entahlah, yang pasti seorang Rofi Andriawan yang dulu Felycia kenal datar dan kaku berubah 180° menjadi tukang gombal. Rofi selalu mengiriminya pesan singkat dan manis sekedar menanyakan kabar atau bahkan lebih random daripada itu. Sampai pernah waktu itu Rofi mengirimkan pap sekali lihat yang membuat Felycia dibuat aneh setengah mati. Jujur saja, Felycia tak mau seperti ini, Felycia takut jika dirinya akan baper nantinya dan berujung kecewa pada realita, Felycia tak mau salah menafsirkan perlakuan gurunya tersebut.
Tak dapat dipungkiri, jika Rofi memang masuk kriteria pasangan ideal bagi seorang Felycia. Bukan hanya memiliki hobi yang sama, tapi juga ya begitulah. Menurut Felycia, Rofi bisa dikatakan masuk kriterianya karena memiliki pemikiran yang luas. Tapi, sekali lagi dirinya tekankan, dirinya tak mau terlalu berharap. Alhasil, dirinya hanya merespon seadanya dan bahkan biasa saja, seolah memang dirinya tak terpengaruh dengan perubahan sikap Rofi.
"Kenapa lo? Dari tadi ck ck ck mulu kayak cicak.", omel Evany, pasalnya, Felycia entah sudah yang ke berapa kalinya terus saja berdecak saat membaca sesuatu di ponselnya. Sekarang ini keduanya tengah ada di kantin SMA Wiyata, menikmati waktu istirahat keduanya dengan mengisi energi mereka yang sudah seharian ini terkuras habis dipakai ulangan harian tiga mata pelajaran sekaligus. Bayangkan saja, tiga mata pelajaran keramat semuanya tiba-tiba ulangan harian mendadak, apa gak kaget tuh otak?
"Biasalah, guru nyebelin itu.", ucap Felycia, menyimpan asal ponselnya ke atas meja. Tanpa berniat membalas pesan dari Rofi, Felycia lebih memilih melanjutkan aktivitas menyantap baksonya yang terganggu.
"Pak Rofi? Gue perhatiin kalian kok makin akrab ya.", tebak Evany dengan senyuman menggoda, jangan lupakan kedua alisnya ikut naik turun membuat Felycia merotasikan bola matanya yang berwarna cokelat."Akrab apanya? Ya wajar aja kali Van, orang dia anaknya Om Devan, sedangkan Om Devan itu rekan bisnisnya ayah gue.", jelas Felycia meluruskan. Sahabatnya ini selalu menebak hal yang tidak-tidak.
"Gue jadi curiga deh Ci.", celetuk Evany yang membuat sebelah alis Felycia terangkat tanda jika dirinya penasaran dan menunggu kelanjutan ucapan Evany.
"Apa jangan-jangan, alur cerita asli kalian sama kayak alur cerita yang lo buat dan terbitin lewat novel. Omo omo omo, lucu banget sih kalian.", Evany nampak heboh sendiri menjelaskan dugaannya. Sementara itu, Felycia kembali memutarkan bola matanya malas, tahu begini dirinya tak akan suka rela menunggu lanjutan ucapan sahabatnya."Gak mungkin lah fiksi jadi nyata, ngadi-ngadi lo. Lagipula kisah percintaan antara siswi sama guru tuh cukup ada di novel aja, gak akan beneran gue jalanin, yang bener aja.", ucap Felycia. Sebelah tangannya merogoh gelas berisikan jus alpukat yang tinggal tersisa setengah lalu menyeruputnya hingga habis.
"Lo suka sama Pak Rofi?", tanya Evany mendadak dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah serius. Hal tersebut membuat Felycia mendengus geli di tempatnya sambil tangannya sibuk mengumpulkan mangkok bekas bakso dan gelas bekas minuman keduanya di tengah-tengah, mengelap meja dengan tisu lalu meletakkan tisu bekas tersebut di atas mangkok.
"Suka, tapi suka dalam artian gue gak benci, bukan suka dalam artian gue cinta.", jawab Felycia yang mendapatkan anggukan mengerti dari Evany."Kalau misalnya Pak Rofi suka sama lo dalam artian cinta, kira-kira lo bakal gimana?", tanya Evany lagi. Ini kenapa malah jadi banyak pertanyaan ya mbak?
"Ya gak kenapa-kenapa. Lo berharap gue gimana? Pargoy? Teriak heboh? Gak lah. Itu mah urusan hati dia, urusan pribadi dia, itu haknya dan gue gak peduli.", jawab Felycia santai."Yakin lo gak peduli? Terus kenapa lo tadi mencak-mencak perkara gue ngasih tau novel baru lo ke dia?", tanya Evany untuk yang ketiga kalinya, atau bahkan ke sekian kalinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Teen Fiction"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya ya? Terbukti dengan kisah yang dialami remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata tak akan mungkin jatuh cinta pada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru Bahasa Indonesia di sek...