"Pak, sotonya empat bungkus.", ucap salah satu pelanggan yang memesan di tempat yang sama dengan Felycia. Felycia sama sekali tak terusik dengan kehadiran orang tersebut karena memang pelanggan bukan hanya dirinya dan juga Genta. Felycia masih asyik dan larut dalam obrolan random dengan Genta padahal soto di hadapan keduanya sudah tinggal mangkoknya.
"Lho, Felycia?", barulah ketika seseorang yang tadi memesan tersebut memanggil namanya, Felycia langsung menoleh. Deg, betapa terkejutnya Felycia melihat siapa orang yang kini tengah berdiri dan menatap dirinya. Felycia tersenyum kikuk sambil manggut seakan terpergok tengah selingkuh.
"Eh, Pak Rofi beli soto ya?", basa-basi Felycia yang tanpa perlu bertanya pun dirinya tahu jika Rofi memang tengah membeli soto, bukan bakso.
"Iya, saya lagi beli soto, kan bapak ini penjual soto, kamu ini gimana.", jawab Rofi sambil menggelengkan kepalanya, merasa aneh dengan pertanyaan retoris yang diajukan oleh Felycia.
Penjual yang tengah membuat pesanan Rofi hanya tersenyum tipis menanggapi obrolan kedua pelanggannya. Felycia sendiri hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk leher bagian belakangnya yang tak gatal. Ya iya juga sih, kenapa dirinya mesti bertanya."O-Oh iya. Buat siapa emang pak?", Felycia merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya malah bertanya lagi.
"Refleks gue refleks, sumpah.", ucapnya dalam hati. Bibir bagian dalamnya dia gigit saking malunya. Merasa tak ada respon dari orang yang tengah duduk menunggu pesanannya dibuatkan, Felycia merasa dikacangin dan memilih mengalihkan fokusnya pada benda pipih yang sejak tadi dianggurkan. Rasanya, malu mulai menghinggapi dan menggerogoti dirinya sekarang."Kepo. Buat saya lah. Nggak deng, bukan buat saya aja. Satu buat Ayah Aksa, satu buat Mamah Clara, sama satu lagi buat Kak El---
"Lah, masa semua keluarga saya kebagian, giliran saya nggak", protes Felycia tanpa sadar memotong ucapan Rofi. Beberapa detik setelahnya, Felycia baru sadar atas apa yang dirinya katakan. Felycia langsung membekap mulutnya sendiri dan berdehem singkat karena malu.
"Lo malu-maluin banget Felycia, sumpah.", rutuk Felycia dalam hati.Rofi tak bisa untuk tak tersenyum melihat tingkah Felycia apalagi pipinya merona merah karena malu. Kenapa Felycia ini lucu sekali. Kerinduannya pada Felycia akhirnya terobati. Sebulan ini Felycia selalu menghindarinya dan obrolan terakhir antara keduanya pun kurang mengenakan. Ternyata tak buruk juga rencana awal ke gramedia diganti menjadi ke tukang soto.
"Kamu mau? Bukannya kamu udah makan sama pacar kamu itu?", tanya Rofi dengan raut wajah yang sengaja didatarkan, seolah Rofi cemburu dan tak setuju Felycia menolaknya saat mengajak ke gramedia demi cowok yang duduk di samping Felycia. Dan entah kenapa pula, di tempatnya, Felycia nampak gugup sendiri mendapatkan tatapan seperti itu.
"Sial, kenapa gue kaya kepergok selingkuh gini. Hey sadar Cia!!! Dia orang yang harusnya lo hindarin.", ucap Felycia dalam hati, berusaha menyadarkan dirinya sendiri.
"Buat satu porsi lagi deh pak.", pinta Rofi yang diangguki oleh si penjual. Felycia pura-pura tak dengar saja apa yang dikatakan oleh Rofi, tak ingin terlalu geer juga. Genta yang merasa terabaikan setelah kehadiran gurunya yang belum setahun mengajar di sekolahnya tersebut tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya di dalam saku celananya.
"Mereka akrab banget.", ucapnya dalam hati. Entahlah, rasanya cuaca yang panas ditambah pemandangan di hadapannya semakin membuatnya gerah. Bahkan, kipas yang ada di stand tersebut sama sekali tak terasa.Genta berdehem singkat membuat atensi Felycia pada ponselnya menjadi teralihkan.
"Kenapa Ta? Nih minum.", Felycia menggeser gelas berisi air ke hadapan Genta yang langsung diminum oleh si empu.
"Nuhun geulis.", ucap Genta sambil menampilkan cengirannya. Ekor matanya melirik sekilas ke arah Rofi yang kebetulan sejak tadi tengah memperhatikan keduanya. Sementara itu, bukannya baper, Felycia justru malah menampilkan gaya seolah ingin muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Ficção Adolescente"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya ya? Terbukti dengan kisah yang dialami remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata tak akan mungkin jatuh cinta pada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru Bahasa Indonesia di sek...