Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 yang seharusnya gadis dengan piyama bermotif SpongeBob itu sudah mandi dan melakukan aktivitas produktif walaupun di hari libur. Tapi nyatanya, sejak bangun tidur, Felycia malah nampak gelisah sendiri berguling dari sisi kasur sebelah kanan ke sisi kasur sebelah kiri. Begitulah, berulang kali hingga bed covernya nyaris saja jatuh jika Felycia mengulangi gerakan tersebut entah untuk yang ke berapa kalinya. Beruntung, Felycia mengakhiri aksi guling-gulingannya tersebut menjadikan bed cover yang nyaris saja jatuh tersebut tak jadi menyentuh dinginnya lantai kamar dan tetap aman di tempat yang seharusnya.
Felycia bangkit dari posisi tengkurapnya. Kakinya yang jenjang dia biarkan berayun di atas marmer mengkilap kamarnya. Sambil memandangi pintu jendela yang menghubungkan dengan balkon, angan Felycia lagi-lagi mengingat seseorang yang sama sekali tak ingin dirinya ingat. Felycia berdecak kesal sambil mendengus, sebelah tangannya dia pakai untuk mengacak rambutnya yang tergerai seolah frustasi, menjadikan rambutnya tersebut sedikit kusut.
"Aish, kenapa gue kepikiran sama Pak Rofi mulu sih.", frustasinya sambil mengacak rambutnya. Seolah dengan melakukan hal tersebut, ingatannya tentang seseorang yang sangat dirinya hindari tersebut bisa enyah dari pikirannya. Namun, beberapa detik setelahnya, sebelah tangannya menggeplak bibirnya pelan yang diakhiri dengan ringisan.
"Kenapa juga ini mulut malah ngucap nama itu.", geregetnya sendiri. Felycia memilih bangkit dari duduknya dan membereskan kasur berukuran king size yang sudah dirinya buat acak-acakan.Baru saja kakinya akan memasuki kamar mandi dan memulai ritual pagi yang seharusnya sudah dilakukan sejak tadi, terdengar gedoran pintu dari luar yang membuat Felycia berdecak kesal dan segera putar balik menuju ke pintu kamar. Kakinya dia hentak-hentakkan, tanda jika dirinya kesal karena aktivitasnya terganggu. Jangan lupakan, mulutnya sudah komat-kamit mengucapkan sumpah serapah selama di perjalanan.
Dor.. dor... dor...
Ceklek...
Suara gedoran pada pintu berbahan dasar kayu jati tersebut terhenti ketika Felycia membuka kenop pintu kamarnya dengan kesal.
"Apa?", tanya malas Felycia kepada gadis yang lebih tua tiga tahun dari dirinya."ASTAGHFIRULLAH AL ADZIM!!! Lo belum mandi?", Zereline tentu saja kaget melihat penampilan adiknya yang masih kusut bagaikan kanebo di jam yang sudah siang begini. Felycia memutarkan kedua bola matanya malas, dirinya rasa kakaknya ini terlalu lebay. Hey lah, ini akhir pekan, banyak orang yang menikmatinya dengan malas-malasan dan dirinya pun ingin mencobanya.
"Ini juga mau mandi, cuma lo gedor-gedor pintu kayak rentenir nagih utang. Biar apasih?", ucap Felycia sewot. Pasalnya tak lucu sekali jika pintu kamarnya tersebut copot dari engselnya.
"Cepetan mandi, ada pacar lo di bawah.", Felycia yang semula menatap Zereline yang tengah mengomelinya dengan badan yang disenderkan pada daun pintu sambil berekspresi datar langsung menegakkan tubuhnya begitu mendengar kata asing di pendengarannya.
"Pacar? Sejak kapan gue punya pacar?", tanya Felycia. Tanpa berniat menjawab pertanyaan sang adik yang sepertinya tak mengerti, Zereline malah melenggang pergi meninggalkan Felycia yang masih menampilkan raut wajah tak paham."Intinya, lo cepetan siap-siap dan jangan bikin orang itu nunggu lama.", ucap Zereline setengah berteriak karena sudah di kamarnya yang kebetulan berhadapan dengan kamar milik Felycia. Felycia menatap cengo seseorang yang sudah memasuki kamar bernuansa abu tersebut.
"Satu kata. Gaje.", gumamnya sambil mengedikkan bahunya. Menutup pintu dan kembali pada aktivitas yang akan dirinya lakukan sebelumnya namun terganggu.~Cantik
~Ingin rasa hati berbisik
~Untuk melepas keresahan
~Dirimu
Felycia bersenandung ringan sambil mengoleskan lip balm pada bibirnya. Cuaca Bandung yang akhir-akhir ini cukup panas menyebabkan bibirnya kering dan tak jarang mengelupas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Teen Fiction"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya ya? Terbukti dengan kisah yang dialami remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata tak akan mungkin jatuh cinta pada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru Bahasa Indonesia di sek...