Hyundai Creta Alpha tersebut melaju di atas rata-rata menuju ke markas Welrov, mengikuti motor yang dikendarai oleh Zyandra. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di lokasi, karena memang Zyandra sengaja lewat jalan pintas.
Zyandra nampak memarkirkan motornya tepat di bawah pohon yang cukup besar dan rindang. Setelah melepaskan helm full face dan turun dari motornya, Zyandra berjalan menghampiri mobil yang dikemudikan oleh Ayah Aksa., jika soal melaju kencang beliau boleh tahan.
"Om bisa simpan mobil di deket motor saya, saya rasa, jalanan ini gak akan dilaluin sama komplotan Genta, jadi aman.", ucap Zyandra yang diangguki paham oleh Ayah Aksa. Setelahnya, mobil kembali bergerak. Selesai memarkirkan tepat di samping motor sport milik Zyandra, keduanya turun dan segera bergerak setelah Zyandra mengode supaya keduanya mengikuti langkahnya.
"Anak buah kau yakin udah ke sini Van?", tanya Ayah Aksa yang mendapatkan anggukan yakin dari Papa Devan.
"Tapi kok kayak sepi, gak kedengeran suara cekcok.", lanjut Ayah Aksa heran membuat Papa Devan segera menghubungi salah seorang yang dirinya amanahi untuk menjadi ketua anak buahnya. Sial, panggilannya tak diangkat, membuat Papa Devan langsung yakin akan suatu hal.
"Aku curiga mereka kalah.", jawab Papa Devan yang membuat rahang Ayah Aksa seketika mengeras."Masih jauh kah Zyan?", tanya Ayah Aksa, kali ini pada remaja laki-laki yang berjalan di depannya.
"Sebentar lagi om.", jawabnya. Tak genap sepuluh langkah, Zyandra menghentikan langkahnya membuat kedua orang tua di belakangnya pun melakukan hal serupa dengan penuh keheranan."Ada apa?", tanya Papa Devan. Zyandra nampak gugup sendiri dan berdehem sekilas untuk menetralisir rasa gugup yang tiba-tiba saja menderanya. Barulah setelahnya, Zyandra kembali membuka mulut.
"Tepat di balik semak ini, kita bakal langsung menuju ke pintu utama markas Welrov. Tapi, saran saya kita harus berpencar, soalnya ada tiga tempat yang bakalan memudahkan mereka buat kabur selain pintu utama.", jelas Zyandra membuat Ayah Aksa mengusap dagunya seolah tengah memikirkan suatu rancangan."Tiga tempat?", tanya Papa Devan yang dibalas dengan anggukan oleh Zyandra.
"Iya. Markas Welrov punya pintu utama, pintu tengah, dan pintu belakang. Sebenarnya ada empat, tapi satu tempat lagi hanyalah gudang tua terbengkalai tempat di mana Felycia tadi disekap.", jawab Zyandra."Posisi aku di pintu utama dan tengah. Kau dan Zyan jaga di pintu belakang sekaligus gudang itu.", perintah Ayah Aksa yang diangguki paham oleh keduanya. Setelahnya, mereka mulai bergerak ke posisi masing-masing. Mengawali gerakan dengan berjalan pelan terlebih dahulu, tak terburu-buru karena memastikan bahwa wilayah tersebut tak terpasang jebakan. Ayah Aksa bergerak menuju ke Barat, sedang Papa Devan dan Zyandra bergerak ke arah Timur.
Alis Ayah Aksa mengerut saat merasa jika bangunan yang disebut markas ini nampak sepi dan kosong. Bukan hanya itu, rombongan yang kata rekannya sudah dikerahkan pun nampak tak terlihat. Walaupun kalah, semestinya wujud mereka yang sudah kalah ada kan? Mengabaikan keheranannya, Ayah Aksa berjalan semakin ke dalam bangunan tersebut sambil senantiasa berjaga-jaga.
Di lain sisi, sama seperti Ayah Aksa, Papa Devan pun sama herannya. Mereka kini sudah masuk ke markas lewat pintu belakang setelah sebelumnya selesai memeriksa kawasan gudang yang ternyata kosong.
"Jang, bener ieu teh di dieu?" (Dek, ini bener di sini?), tanya Papa Devan dengan Bahasa Sundanya. Zyandra sendiri yang tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh seseorang yang jauh lebih tua darinya hanya mampu menampilkan ekspresi tak pahamnya membuat Papa Devan refleks menepuk jidatnya.
"Ini beneran di sini tempatnya? Kamu gak ngibulin saya kan?", tanya Papa Devan, mengulang pertanyaannya yang tadi.
"Ini benar markas Welrov, tapi saya juga heran kenapa sepi.", jawab Zyandra sambil memperhatikan sekitar.
"Anak buahku juga mana.", gumam Papa Devan heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Teen Fiction"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya. Terbukti dengan kisah yang dialami oleh remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata lantang tak akan mungkin jatuh cinta kepada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru pengampu ma...